Find Us On Social Media :

Alangkah Megahnya Garuda Raksasa Yang Menjadi Ikon Ibu Kota Nusantara, Perancangnya Bukan Orang Sembarangan

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 26 Februari 2024 | 18:17 WIB

>Burung garuda raksasa menjadi salah satu bangunan paling menonjol dan paling ikonik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Nusantara (IKN)

Intisari-Online.com - Bangunan yang paling menonjol di Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah burung garuda raksasa.

Meski belum sepenuhnya jadi, bangunan yang bakal jadi ikon IKN itu tampak begitu megah.

Perancang burung garuda raksasa IKN adalah maestro patung berdarah Bali, Nyoman Nuarta.

Bangunan burung garuda raksasa itu berdiri megah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN).

Bilah-bilah terpasang membentuk kepak sayap Burung Garuda yang siap menyongsong Visi Indonesia Emas 2045.

Kepada Kompas.com, Nyoman Nuarta mengatakan, hasil pekerjaan struktur dan pemasangan bilah Istana Presiden ini sesuai dengan desain.

"Karena saya sendiri yang merancang, dan mengerjakannya. Tentu sesuai dengan desainnya," ujar Nyoman, Sabtu (24/2).

Nyoman mengungkapkan bilah-bilah selubung Burung Garuda itu dikerjakan di bengkel kerja (workshop) miliknya, NuArt, di Bandung.

Kemudian dirakit di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan selanjutnya dipasang di lokasi proyek.

Pengiriman perdana bilah-bilah selubung Burung Garuda ini dilakukan pada 30 Agustus 2023, sekaligus menjadi momen bersejarah bagi NuArt dan momen penting bagi Indonesia.

Bilah-bilang selubung Burung Garuda yang terbuat dari baja anti korosi produksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk ini meliputi 465 modul, dengan 10 bilah setiap modulnya.

Jika tidak ada kendala, total seluruh 4.650 bilah tersebut dapat diselesaikan pada bulan Maret 2024.

Burung Garuda Raksasa ini memiliki bentangan sayap sepanjang 177 meter dan menjulang setinggi 77 meter.

Nyoman menggambarkan bahwa Istana Presiden ini adalah Istana Rakyat.

Untuk itu, dia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama bergotong royong membangunnya.

Ajakan ini juga disampaikannya kepada publik melalui akun resmi media sosialnya.

Dan Nyoman sangat berterima kasih atas beribu kebaikan yang diterimanya dari Ibu Pertiwi.

"Mari kita resapi bahwa Tuhan telah menganugerahkan alam dan negeri terindah di dunia ini kepada kita. Sekarang pertanyaannya, sudahkah kita sebagai manusia Indonesia turut berperan mempercantik negeri ini?" ungkapnya.

"Apakah kita hanya berlaku sebagai penikmat belaka? Akankah kita membiarkan hanya orang-orang baik yang bekerja keras membangun dan mewujudkan Indonesia jaya?" sambungnya.

Sebagai informasi, desain Istana Presiden ini mendapat persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 3 Januari 2022.

Hal ini menyusul presentasi final Nyoman Nuarta di Istana Merdeka, disaksikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.

Nyoman Nuarta memaparkan, rancangan Istana Garuda ini diinisiasi oleh visinya sebagai seorang seniman dan dikembangkan bersama para ahli.

Dia mempersembahkan burung garuda raksasa itu untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Sebuah proyeksi bagi masa depan bangsa," cetusnya.

Dia menegaskan, istana ini merupakan hasil karya cipta orisinal yang tidak dipengaruhi kaidah-kaidah arsitektur kolonial.

Menurutnya, Indonesia begitu kaya budaya, menawarkan keragaman yang tak ternilai. Baginya, beragam bukan berarti tidak dapat menjadi satu.

"Saya tertarik pada sebuah simbol yang telah disadari dan dipahami oleh masyarakat Indonesia sebagai simbol pemersatu bangsa. Simbol yang kemudian dimunculkan dalam rancang bangun sebuah tempat paling prestisius dalam tatanan negara Indonesia," tutur Nyoman Nuarta.

Simbol itu adalah Burung Garuda yang mengembangkan sayapnya di atas tanah Nusantara.

Hingga saat ini, Istana Presiden berbentuk Burung Garuda tersebut sudah mencapai perkembangan 74,94 persen.

Sementara Istana Negara dan Lapangan Upacara sudah mencapai 56,37 persen.

Tampak Lapangan Upacara telah ditanami rumput hijau, memenuhi sebagian besar lapangan.

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, sisa pekerjaan akan dikejar dalam lima bulan ke depan.

Menurut Danis, sisa waktu yang lebih kurang duapuluh minggu akan dibagi dalam tahapan pekerjaan menjadi 2-3 persen per minggu.

"Iya bisa dong (selesai Juli 2024). Lima bulan itu kan kurang lebih dua puluh minggu, kalau rata-rata progresnya setiap minggu 2-3 persen kan sisanya sekitar 40 persen. Kita targetnya 95 persen (pada Juli 2024)," tutur Danis.

Dalam konteks persiapan pelaksanaan Upacara Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI 17 Agustus di kawasan IKN, hampir semua infrastrukturnya masuk Batch 1.