Penulis
Intisari-Online.com -Rukun Iman enam jumlahnya.
Iman kepada Alla, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada Hari Kiamat, iman kepad qada dan qadar.
Artikel berikut ini akan membahas tentang arti iman kepada rasul Allah, berikut penjelasannya.
Mengutip Kompas.com,Rukun Iman merupakan asas-asas di dalam agama Islam yang menjadi dasar pembentukan akidah.
Adapun rukun iman dalam agama Islam terdiri dari enam rukun.
Salah satunya adalah rukun iman kepada Nabi dan Rasul, yang merupakan rukun iman keempat.
Mengapa umat Islam harus beriman kepada Nabi dan Rasul?
Pengertian iman
Iman merupakan kepercayaan (yang berkenan dengan agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya.
Iman diyakini dalam hati, yaitu dengan mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati adanya alam semesta dan segala isinya.
Ada beberapa pengertian mengenai iman, salah satunya menurut istilah.
Dalam buku Ensiklopedi Iman (2016) karya Syaikh Abdul Majid Az-Zandani, definisi iman menurut istilah syara' adalah iman terkadang diartikan sebagai tashdiq (memercayai) seperti makna linguistiknya.
Baca Juga: Kisah Tragis di Balik Sejarah Hari Valentine, Mengenang Sosok Martir
Dalam firman Allah SWT surah Yusuf ayat 7:
Artinya: "Engkau tentu tidak akan percaya kepada kami sekalipun kami berkata benar."
Al Quran menyebutkan tentang iman dengan menggunakan lafal yaqin (meyakini) yang didukung oleh bukti-bukti sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 4.
Artinya:
"Dan mereka yakin dengan adanya hari akhirat."
Dalam firman Allah SWT surah lain, yakni Surah Al-An'am ayat 75.
Artinya:
"Dan demikianlah kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin."
Tashdiq dan yaqin, keduanya adalah amalan hati.
Ada ulama yang menyatakan iman itu adalah ucapan dan perbuatan.
Iman ini dinamakan juga ucapan hati. Makna iman yang ada di dalam hati juga berati lawan dari kekafiran.
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa iman adalah keyakinan yang terbentuk di dalam hati dan itu adalah makna iman yang utama.
Kata iman dalam Al Quran dan As-Sunnah diartikan sebagai amal (aktivitas).
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 143.
Artinya: "Dan Allah akan menyia-nyiakan imanmu."
Maksud dari imanmu adalah salatmu (wahai Muhammad) yang kau kerjakan ketika masih berkiblat ke arah Baitul Maqdis.
Iman merupakan keyakinan dalam hati yang dituturkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan. Itulah pendapat mayoritas ulama.
Dikutip situs muslim.or.id, secara istilah, iman didefinasikan beragam pendapat:
- Menurut Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan aman dengan anggota badan. Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
- Banyak di antara ulama madzhab Hanafi yang mengikuti definisi sebagaimana yang disebutkan oleh Ath Thahawi. Iman adalah pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
- Ada pula yang mengatakan bahwa pengakuan dengan lisan adalah rukun tambahan saja dan bukan rukun asli. Sekte Al Karramiyah mengatakan bahwa iman itu hanya pengakuan dengan lisan saja.
- Jahm bin Shafwan dan Abul Hasan Ash Shalihi berpendapat bahwa iman itu cukup dengan pengetahuan yang ada di dalam hati.
Arti iman kepada rasul Allah
Umat Islamdiwajibkan mempercayai seluruh Nabi dan Rasul tanpa terkecuali.
Adapun alasan umat Islam harus beriman kepada Nabi dan Rasul karena iman kepada mereka merupakan salah satu rukun iman yang wajib dipercayai dan diyakini umat Islam.
Selain itu, beriman kepada Nabi dan Rasul juga menjadi salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar dapat selamat di dunia dan akhirat.
Lebih lanjut, beriman kepada Nabi dan Rasul merupakan tanda umat Islam benar-benar mencintai Allah SWT.
Sebab, umat Islam percaya dan yakin bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diutus untuk membimbing manusia agar berada di jalan yang benar.
Oleh sebab itu, umat Islam dilarang mendustakan ajaran dan hukum-hukum yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul.
Sebab, mendustakan seorang saja di antara mereka, berarti telah mendustakan semuanya.
Lalu, mengingkari satu hukum Allah saja, berarti sudah mengingkari seluruh hukum-hukum yang dibuat Allah SWT.
Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk mengamalkan setiap ajaran-ajaran yang dibawa Nabi dan Rasul di dalam kehidupan masing-masing.
Baca Juga: Inilah Arti Qada Dan Qadar Yang Merupakan Dari Enam Rukun Iman