Kerajaan Tidore, sebagai rival utama Ternate, membentuk persekutuan dagang sendiri yang disebut Uli Siwa (persekutuan sembilan negeri).
Persaingan antara Uli Lima dan Uli Siwa semakin sengit, bahkan sering terjadi konflik terbuka memperebutkan kendali perdagangan rempah-rempah.
Akhir dari Uli Lima
Kedatangan bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Belanda, ke Nusantara pada abad ke-16 menjadi titik balik bagi Uli Lima.
Bangsa Eropa memecah belah para penguasa lokal dan akhirnya menguasai perdagangan rempah-rempah, sehingga pengaruh Uli Lima semakin memudar.
Meskipun demikian, keberadaan Uli Lima telah meninggalkan jejak penting dalam sejarah perdagangan Nusantara dan menjadi bukti strategi politik serta ekonomi yang dijalankan oleh Kerajaan Ternate pada masa lampau.
Kesimpulan
Uli Lima merupakan persekutuan dagang yang dibentuk oleh Kerajaan Ternate untuk memperkuat posisinya dalam perdagangan rempah-rempah.
Meskipun menghadapi persaingan dari Uli Siwa dan akhirnya terdesak oleh bangsa Eropa, Uli Lima tetap menjadi catatan penting dalam sejarah Nusantara, menunjukkan upaya dan strategi para penguasa lokal dalam menghadapi persaingan ekonomi dan politik pada masanya.
Demikian latar belakang