Find Us On Social Media :

Mengapa Terdapat Perbedaan Strategi di Antara Pemimpin Indonesia dalam Menghadapi Jepang?

By Afif Khoirul M, Senin, 19 Februari 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Mengapa Terdapat Perbedaan Strategi di Antara Pemimpin Indonesia dalam Menghadapi Jepang?

Intisari-online.com - Pada tahun 1942, Indonesia mengalami pendudukan Jepang yang membawa dampak besar bagi perjuangan kemerdekaan bangsa.

Para pemimpin Indonesia memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menghadapi Jepang, yaitu ada yang bersikap kooperatif dan ada yang bersikap nonkooperatif.

Mengapa terdapat perbedaan strategi di antara pemimpin Indonesia dalam menghadapi Jepang?

Artikel ini akan menjelaskan alasan-alasannya.

Tokoh Kooperatif

Tokoh kooperatif adalah tokoh yang memilih untuk bekerja sama dengan Jepang dengan harapan dapat memperoleh kemerdekaan Indonesia secara damai.

Tokoh kooperatif berpendapat bahwa sikap kooperatif dan kerja sama merupakan langkah terbaik ketika perang berlangsung.

Sikap kooperatif dilakukan agar tidak lagi ada pertumpahan darah dan penderitaan rakyat.

Tokoh kooperatif juga memanfaatkan organisasi-organisasi yang dibentuk oleh Jepang, seperti Putera, Jawa Hokokai, dan BPUPKI, untuk menanamkan semangat nasionalisme dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa tokoh kooperatif yang terkenal adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K. H. Mas Mansyur.

Tokoh Nonkooperatif

Tokoh nonkooperatif adalah tokoh yang memilih untuk tidak bekerja sama dengan Jepang dan melakukan perlawanan secara terbuka maupun diam-diam.