Penulis
Intisari-Online.com – Sore itu sepulang kantor, seperti biasa saya turun di halte depan UI Depok untuk melanjutkan perjalanan dengan angkot ke arah Kelapadua, Depok. Agak lama menunggu angkot, teman seperjalanan saya tidak sengaja melihat sebuah kedai. Wah, kedai baru tampaknya, karena hampir setiap hari saya turun di halte ini tidak pernah melihat kedai tersebut.
Kedai Soto Banjar. Begitu nama kedai yang terletak di Jalan Lenteng Agung Timur itu. Tak jauh dari perbatasan Depok - Jakarta. Kami bermaksud mencoba masakan yang jarang kami temui ini. Ketika dihidangkan Soto Banjar plus pelengkapnya… hmmm ... baunya harum sekali.
Ada bumbu khas di dalamnya. Tidak seperti soto pada umumnya. Saya tanyakan kepada pemilik kedai, apa bumbunya. Wah kami ternyata malah disuruh menebak. Baiklah, coba kami tebak.
Ayam yang digunakan adalah ayam kampung, karena kaldunya lebih gurih. Sementara, bumbu yang dihaluskan seperti halnya bumbu soto, yaitu bawang merah, bawang putih, dan merica, tanpa kemiri. Kalau soto di Jawa biasanya memakai kemiri sangrai. Lalu, bumbu lainnya daun salam, jahe, kayu manis, kapulaga, dan cengkih.
Ternyata ... tebakan kami benar. Pemilik kedai menambahkan, warna putih pada kuah soto berasal dari susu khusus untuk masakan. Jadi tidak memakai santan. Karena itu banyak pengunjung kedai yang tidak ragu untuk menghabiskan kuahnya yang segar. Kemudian pelengkapnya cukup sederhana, hanya soun yang sudah diseduh air panas. Lalu ada telur rebus dan perkedel. Taburan di atasnya daun bawang dan seledri yang diiris tipis, dan bawang goreng. Kucurkan sedikit perasan jeruk nipis sebelum disantap.
Sebagai teman soto ada pilihan ketupat atau nasi putih. Jika ingin rasa pedas, ada sambal cabai rawit. Hmm .... menyegarkan apalagi di suasana penghujan seperti sekarang ini. (*)