Find Us On Social Media :

Ayam Taliwang Dua-Em ala Haji Moehibbin

By Ade Sulaeman, Rabu, 27 November 2013 | 15:00 WIB

Ayam Taliwang Dua-Em ala Haji Moehibbin

Intisari-Online.com - Berbekal resep ayam taliwang warisan orangtuanya, H. Moehibbin Moerad mendirikan Restoran Dua-Em. Kini, setelah dikelola putra-putrinya, restoran ini berubah nama menjadi Dua-Em Bersaudara.

Kalau saja masih hidup, H. Moehibbin Moerad pasti tidak menyangka restoran yang ia dirikan, Restoran Dua-Em Bersaudara, menjadi terkenal seperti saat ini.

Adalah ayam taliwang yang membuat restorannya begitu kondang. Masakan berbahan ayam ini menjadi terkenal konon berkat resep bumbu warisan orangtuanya, H. Ahmad Moerad dan Hj. Salamah, yang dirasa sedap.

Dalam perkembangannya, ayam taliwang tersebut dikenal di seluruh Indonesia sebagai masakan khas Lombok.

Dalam sehari, penjualan ayam taliwang Restoran Dua-Em Bersaudara, rata-rata sekitar 100 porsi. Pada hari libur, penjualannya bisa mencapai 200 - 250 porsi.

Artinya, dalam sehari restoran ini menyerap 100 – 250 ekor ayam muda yang dipasok peternak ayam kampung di Desa Karang Taliwang, Mataram, Lombok.

Ayam kampung muda umur 3 bulan sengaja dipilih untuk dijadikan bahan baku ayam taliwang. Ayam tersebut memiliki bobot hidup sekitar 1 kg. Karena berbahan ayam muda, maka ayam taliwang yang dihasilkan terasa empuk.

Ayam taliwang yang ditawarkan Restoran Dua Em Bersaudara memiliki tiga tingkatan kepedasan, yakni pedas, sedang, dan kurang pedas.

Inilah yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan para pecinta kuliner untuk datang dan memesan ayam taliwang. Tentu saja, rasanya yang enak tetap menjadi pertimbangan utama.

Harga ayam taliwang di Restoran Dua-Em Bersaudara Rp 33.000 per porsi.

Begitu istimewanya ayam taliwang restoran ini sehingga banyak pejabat, artis-artis ibukota, dan wisatawan yang menjadi pelanggan.

“Ini ketiga kalinya saya ke Lombok dan saya selalu mampir ke Restoran Dua-Em Bersaudara dan bawa pulang ayam julat (salah satu jenis ayam taliwang, Red.) untuk keluarga,” ujar Mia (37 th), wisatawan domestik dari Jakarta. Sajian ini memang bisa dijadikan oleh-oleh karena bisa bertahan hingga 10 jam.