Find Us On Social Media :

Iga Bakar ala Dapur Penyet Memang Beda

By Agus Surono, Sabtu, 21 Desember 2013 | 08:00 WIB

Iga Bakar ala Dapur Penyet Memang Beda

Intisari-Online.com - Namanya Dapur Penyet. Namun cobalah menu andalan rumah makan ini: kari iga bakar. Jangan kaget begitu pesanan datang: kok kelapa muda yang disajikan?

Menu kari iga bakar memang dikemas dalam buah kelapa muda. Kuah sup iga kari sarat bumbu rempah. Aromanya harum, segar , menggugah selera. Beberapa helai daun jeruk dan daun serai menambah keunikan tampilan menu ini.

Daun serai menjuntai, sepintas mirip seperti sedotan untuk minum. Di dalam kelapa tersebut ditambahkan potongan kentang dan wortel. Namun bila kita kesulitan menyantap langsung di dalam kelapa, pelayan akan memberi mangkuk untuk menikmati iga. 

Menurut penuturan Nurul Azmy, marketing communication Dapur Penyet, iga menjadi menu utama resto ini. Makanan ini mudah dimasak, gampang divariasikan dan hampir 80 persen iga itu menjadi menu favorit. Bahan kelapa muda  juga disajikan dalam menu sup buah kelapa. Potongan buah-buahan ini menyatu di dalam kelapa utuh. Menu yang lain yaitu sop iga garang asem, iga penyet.

Bila menginginkan menu segar, ada rujak buntut. Isinya potongan ekor sapi bakar disajikan bersama dengan rujak. Terdiri atas buah jambu, mangga, ubi, dan kedondong. Menu ini merupakan modifikasi dari rujak cingur, makanan khas Jawa Timur. Sementara pendongkrak selera yakni, sambal, tersaji dalam tiga tingkat kepedasan: biasa, geledek, dan super geledek. “Pecinta kuliner yang suka pedas, disini menjadi pilihan tepat,” imbuh Azmy. 

Dapur Penyet didesain dengan dekorasi perpaduan etnis Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Eropa. Ruangannya dibagi dua, dalam dan luar dengan desain serupa. Bedanya, di bagian dalam terdapat  banyak hiasan  poster-poster produk kuno. Ornamen lain berupa barang-barang kuno semisal radio dan beberapa almari tua. “Semua ini hasil pemikiran kawan-kawan saat main ke Bali dan Jawa. Hasil pengalaman kuliner tersebut lalu dikawinkan. Gaya bangunan resto merupakan perpaduan antara gaya Bali, Jawa dan Sunda,” kata Azmy.

Sejak didirikan pada 2 Desember 2009, kini Dapur Penyet memiliki enam cabang, tersebar di Bandung dan Jakarta. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang dikaryakan sebanyak 60 orang.  Cita rasa yang berbeda menjadi kunci sukses resto ini.

Promo  lewat  SMS Blast

Kreativitas lain dari Dapur Penyet adalah model pemasarannya. Bekerjasama dengan provider, Dapur Penyet membuat SMS blast sebagai sarana promosi. Pengunjung  yang menunjukkan SMS, mendapatkan diskon 25%.

Selama ini pemasaran melalui SMS blast sangat efektif, sebab diterima langsung oleh pengguna. Area jangkauannya mencakup Bandung, Jakarta, dan Tangerang. Selain itu juga membuat program radio. 

Dengan harga terjangkau, resto ini membidik semua segmen. Untuk menarik pelanggan, disediakan juga sambungan internet via WI FI gratis. Setiap pukul 14.00 - 15.00 disuuguhkan minuman tradisional kopi dengan diskon 50%.

Meski banyak yang berminat, saat ini Dapur Penyet belum tertarik mengembangkan usaha lewat waralaba. “Kami lebih senang disebut kemitraan. Karena konsep ini berkesinambungan. Tidak sekadar mendaftar terus dilepas begitu saja,” tutur Azmy. 

Setiap hari sekitar 100 orang berkunjung di Dapur Penyet. Pada waktu siang hari sekitar 60 orang, "Sedangkan pada malam hari tamu rata-rata sebanyak 40 orang,” papar penggemar fotografi itu. Setiap orang rata-rata mengeluarkan Rp50.000. 

Disamping menyajikan makanan besar, Dapur Penyet juga menyuguhkan aneka camilan,  pisang goreng keju, dan roti bakar. Sebagai penghilang rasa haus, kita bisa memesan es kelapa duren, es doger, bandrek, bajigur. (Teks&foto : Teguh/Idebisnis.biz)

Dapur PenyetAlamat : Jl. Gandapura No 55. BandungCabang :

View Dapoer Penyet Gandapura in a larger map