Penulis
Intisari-Online.com - Kota Solo memang gudangnya masakan enak sekaligus nyentrik. Di kota ini terdapat banyak penjual makanan tradisional ala keraton maupun makanan tradisional yang khas orang desa. Untuk pilihan yang terakhir ini, rasanya tidak salah kalau kita datang ke warung makan Mas-Ja.
Warung ini menyediakan tidak kurang dari 25 jenis masakan yang semuanya adalah menu-menu tradisional khas desa. Warung yang dirintis tahun 1975 ini diberi nama Mas-Ja karena memang menu yang disediakan 100 persen Jr merupakan masakan Jawa. (Mas-Jamerupakan singkatan dari Masakan Jawa). Ada sayur lodeh terong, lodeh keluwih, asem-asem kikil, sayur asem, sayur bobor bayam, mangut tengiri, hingga sayur brongkos.
Yang disebut terakhir ini boleh jadi merupakan makanan yang di Solo hanya ditemui di warung makan Mas-Ja. "Di Solo, memang hanya warung Mas-Ja yang punya menu brongkos," kata pemilik warung, Ny. Hj. Karsi (56).
Brongkos merupakan masakan berkuah yang isinya daging sapi. Tampilan kuahnya kecokelatan nyaris agak hitam dengan cabai utuh yang mengapung. Rasanya gurih pedas menyegarkan. Disajikan berbarengan dengan nasi, brongkos ini sepintas seperti nasi rawon. Maklum, sama-sama menggunakan keluwak yang membuat kuah dan daging sapi menjadi cokelat kehitaman.
"Brongkos sebenarnya sangat berbeda dengan rawon, karena brongkos dimasak pakai santan. Bumbunya juga berbeda," kata Bu Karsi yang sekaligus koki semua jenis masakan di warung Mas-Ja ini. Pemilik warung yang kerap dipanggil dengan Yu Samidi ini menyebutkan bumbu brongkos antara lain bawang merah, bawang putih, kemiri, keluwak, cabai merah, daun jeruk, daun salam, lengkuas, jahe, dan berbagai macam rempah-rempah lainnya.
Selain rasanya yang khas, keistimewaan brongkos Mas-Ja terletak pada dagingnya yang empuk. Yu Samidi mengaku hanya menggunakan daging sapi tanpa gajih (lemak). Dia pun hanya memilih daging yang berasal dari paha belakang atau yang dikenal dengan nama daging klid dan bagian ulur yang merupakan daging di bagian iga.
Dalam sehari, warung ini biasanya membutuhkan sekitar 50-60 kg daging. Daging tersebut merupakan daging segar langsung daripenjagalan sapi. Setelah dicuci bersih, daging itu direbus. Yu Samidi mengaku menggunakan arang untuk memasak semua makanan yang disediakan di warungnya, tak terkecuali untuk merebus daging yang menjadi bahan pembuatan brongkos ini.
"Daging itu direbus sekitar dua jam sampai dagingnya benar-benar empuk," kata Yu Samidi. Selain membuat empuk, proses perebusan ini sekaligus mengurangi kadar lemak dengan cara melarutkannya di air mendidih. Air rebusan yang sebenarnya merupakan kaldu itu pun dibuang.
Daging yang sudah empuk itu kemudian diiris-iris dan dimasak dengan bumbu dan santan. Sebelum dimasak dengan daging dansantan, bumbu-bumbu digongso (digoreng tanpa minyak) terlebih dahulu.
Begitu buka di jam sarapan, warung Mas-Ja biasanya langsung dipenuhi oleh pengunjung yang terus mengalir sampai jam makan siang. Iringan tembang-tembang Jawa membuat makan siang di Mas-Ja semakin berkesan. Harga sepiring nasi brongkos hanya Rp12.000. Sebagai minumannya, tersedia teh dan beras kencur yang rasanya menyegarkan.
Selain Brongkos, tersedia juga menu lain yang tidak kalah eksotiknya, yaitu mangut. Awalnya Yu Samidi membuat mangut dari tengiri, namun karena terkadang ikan laut ini susah didapat, tengiri diganti ikan kakap. Mangut ini juga masakan berkuah dari santan, tetapikuahnya tidak sebanyak brongkos.
Kalau Anda berpantang makanan hewani, silakan cicipi bobor bayam, sayur lodeh, atau oseng kacang panjang. Semua dijaminenak. Ada juga sayur yang terbuat dari tahu, tempe, irisan lombok ijo dengan kuah santan. Menu tradisional ini pun dimasak dengankuali tanah dan tungku arang atau kayu bakar. (Imron/Wisata Jajan Solo Semarang - 2009)
Brongkos Mas-JaJln. Dr. Radjiman 354, Baron, SoloTlp 0271-722319Buka tiap hari: 05.30 - 17.00