Penulis
Intisari-Online.com - Di Surabaya banyak terdapat makanan aneh dan langka. Salah satunya, tumis lurjuk. Saking langkanya, di kota ini pun tidak banyak rumah makan yang menjualnya. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan.
Lurjuk adalah hewan laut golongan kerang-kerangan. Bentuknya kecil memanjang, bercangkang. Panjangnya sekitar 5 cm. Biasanya hewan ini diolah sebagai keripik dan dijual sebagai oleh-oleh. Kadang digoreng bersama kacang tanah untuk menambah aroma gurih kacang.
Di beberapa restoran, lurjuk juga dihidangkan sebagai tumis. Salah satu restoran yang menyediakan menu ini adalah Restoran Mutiarayang berada di Kertoarjo.
Cara memasaknya sederhana. Lurjuk yang sudah dipisahkan dari cangkangnya direbus sampai matang lalu ditumis dengan bumbu kecap manis, kecap asin, cabai merah, gula putih, bawang perei, bawang merah. Seng-oseng-oseng hanya dalam tempo beberapa menit, masakan sudah matang dan siap dihidangkan.
Karena bumbu utamanya kecap, warna masakan ini pun cokelat kehitaman. Bentuk lurjuk ini sekilas seperti ceker ayam yang dipereteli. Rasa dagingnya mirip kerang-kerangan pada umumnya, kenyal, gurih sedikit manis. Selaras dengan rasa bumbunya yangjuga gurih-manis kecap. Tidak terlalu asin, juga tidak pedas sama sekali.
Satu porsi biasanya berisi sekitar setengah ons lurjuk. Pas untuk satu orang. Harganya? Ini yang sebaiknya diketahui dulu sebelummakan. Seporsi Rp20.000. Belum termasuk nasi. Mungkin harga sebesar ini agak mahal buat yang baru pertama makan. Tapi kalausudah ketagihan, harga sebesar itu akan terasa murah.
Suko Widodo, ahli komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya, yang berperan sebagai penasihat spiritual presiden di acara parodi Repubiik BBM di televisi, termasuk salah satu penggemar berat lurjuk. Tiap kali ke Restoran Mutiara, ia biasa memesan menu ini. "Ada tiga hal yang sangat saya sukai. Pertama lurjuk, kedua duit, ketiga janda," katanya melawak, saat tertangkap basah makan tumis lurjuk di Restoran Mutiara.
Sebagai penggemar berat lurjuk, Suko mengaku sudah mencoba menu ini di beberapa restoran di Surabaya yang menyediakan.Menurut "penerawangannya", menu tumis lurjuk ini hanya bisa dijumpai di Surabaya. "Di Gresik dan Sidoarjo pun enggakada," katanya.
Hewan musiman
Lurjuk merupakan jenis kerangkerangan yang jarang dijumpai, bahkan di pasar ikan sekalipun. Hewan ini juga musiman, biasanyakeluar ketika air laut sedang pasang, la juga bukan hasil samping tangkapan nelayan ikan. Untuk menjaga pasokan, Restoran Mutiaramempunyai langganan tetap penyuplai lurjuk dari Madura.
Sekalipun lurjuk adalah hewan musiman, kapan pun Anda datang ke Restoran Mutiara, menu ini dijamin selalu tersedia. Jadi, kalau Anda pemburu masakan langka, jangan lupa mampir ke Restoran Mutiara untuk mencoba tumis lurjuk. Dijamin, Anda akan merasakanpengalaman makan masakan langka yang enak dan ngangeni.
Di Restoran Mutiara sendiri, tumis lurjuk bukan menu utama. Maklum saja, makanan ini memang belum begitu populer. Warga Surabaya pun banyak yang tidak mengetahuinya. Yang memesan menu ini biasanya hanya pelanggan lama yang memang sudah biasa makan lurjuk. Dalam sehari, paling-paling hanya ada 20 pemesan. Jumlah ini tergolong kecil untuk sebuah restoran besar dengan kapasitas tempat duduk sekitar 400-an orang.
Di Restoran Mutiara, menu ini kalah populer dibandingkan Asem-asem Iga, Buntut Goreng, Sop Buntut, dan Kepiting Isi. Sebagai minuman penutup setelah makan lurjuk, silakan pesan Es Siwalan (Rp11.000). Minuman ini berisi buah siwalan, kolang-kaling, kelapa muda, dan agar-agar. Sirupnya terbuat dari air kelapa muda, gula putih, dan pandan. Rasa segarnya bisa membilas mulut setelah makan tumis lurjuk bumbu kecap. (Emshol/Wisata Jajan Surabaya - 2008)
Restoran MutiaraJln.Manyar Kertoarjo lV/8-10SurabayaSebelahToserba BonnetTelp. 031-5941080Buka tiap hari pukul 09.30-2230