Find Us On Social Media :

Timur dan Barat Bersatu di Risol Spesial Gogo

By Agus Surono, Minggu, 18 Mei 2014 | 15:00 WIB

Timur dan Barat Bersatu di Risol Spesial Gogo

Intisari-Online.com - Masih di kawasan Jalan Mojopahit, Medan, Gogo hadir mengisi ruang yang masih kosong di bidang makanan kecil gorengan. Sangat terkenal dengan risolnya yang merupakan perkawinan resep Belanda dan bumbu dalam negeri.

Gogo didirikan sejak tahun 1981 oleh Juliani Chandra, seorang ibu rumah tangga yang hobi masak. Makanya, usaha itu awalnya hanya sampingan saja. Juliani pernah menetap di Belanda dan hal tersebut membawa pengaruh pada masakan yang dihadirkan di rumah tangganya.

Belanda adalah penikmat lemak yang datang dari bahan krim, keju, dan susu. Ketika Juliani merintis usaha, pengaruh cita rasa Belanda ternyata turut hadir pada beberapa jenis makanan yang disajikan.

Barangkali karena rasanya yang berbeda, Gogo menjadi begitu diminati oleh pelanggan. Setidaknya setiap hari Gogo mampu menjual risolnya dalam jumlah 4.000 potong. Ketika bulan Ramadhan, permintaan risol melonjak tajam. Bahkan bisa tembus lebih dari 5.000 potong per hari.

Makanan ringan ini kerap dibeli sebagai salah satu snack untuk berbuka. Juga kerap dipilih oleh perusahaan sebagai makanan kecil saat meeting atau acara ulang tahun. Untuk itu, Gogo menyediakan kotak snack bagi mereka yang melakukan orderan.

Tak hanya risol yang dijual Gogo. Masih ada makanan lain yang tak kalah laris, yakni lemper ayam, kroket, dan kue sus. Semua item dijual dengan harga yang sama, Rp 2.000,- per potong.

Risol berkulit tipis

Gogo terkenal dengan risolnya yang memang berbeda dengan risol pada umumnya. Kulitnya tipis dan digoreng dalam lumuran tepung panir yang juga lebih halus dari umumnya. Yang sangat khas adalah isi risol. Ada beberapa sayuran yang dijadikan isi, seperti buncis, kentang, wortel yang sudah diiris halus dan lunak. Selanjutnya ada daging ayam yang dipotong kecil. Isi dalam risol begitu lembut dan gurih. Perpaduan krim dan susu membuat risol ini menjadi kaya rasa.

Tentang rasa, Widarto Sulistyo, salah seorang putra Juliani yang meneruskan usaha ini sejak 2001, menyatakan bahwa ibunya pernah belajar hingga ke Belanda. “Beliau adalah seorang yang mahir dalam memasak. Nah, padu padan ilmu resep menjadikan risol Gogo benar-benar spesial.”

Lemper ayam tidak kalah istimewa dan beda dari umumnya lemper di kota Medan. Gogo menggunakan beras pulut hitam. Walhasil, warnanya pun hitam. Di dalam tubuh lemper ayam tersembunyi inti. Isinya adalah daging ayam yang sebelumnya sudah diolah. Rasanya, gurih dan wangi. Lemper yang sudah berbalut dengan daun pisang itu kemudian dipanggang di atas pan yang diberi minyak goreng. Wanginya sangat khas.

Kroket juga tidak kalah menggoda. Kroket dibuat dari kentang yang sebelumnya sudah ditumbuk halus. Lagi-lagi, ada rasa daging ayam di dalamnya. Risol, lemper dan kroket dinikmati dengan sambal yang lagi-lagi produk rumahan dari Gogo.

Hanya dengan empat jenis makanan ini, Gogo bisa menempati sebuah ruko yang mewah. Tiap harinya ada 45 orang karyawan yang membuat usaha ini bisa beroperasi. Mereka terlihat sibuk sepanjang hari. Asap mengepul dari ruang dapur mereka. Ada yang sedang menggoreng risol, kroket, dan ada juga yang sedang memanggang lemper ayam. Kemudian di lantai atas, ada karyawan yang sibuk membersihkan aneka sayur, daging ayam yang akan digunakan untuk bahan membuat risol, lemper, kroket, dan lainnya.