Tak Tergores Sedikit Pun, Kakak-Beradik Hasan Busri-Moh Wardi Menang Carok Meski Dikeroyok 10 Orang, 4 Orang Tewas

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Hasan Busri dan Moh Wardi pun menerima tantangan korban yang tak terima karena ditegur. Carok pun terjadi hingga 4 orang tewas.

Intisari-Online.com -Peristiwa carok di Bangkalan, Jawa Timur, masih menyisakan cerita.

Polisi kini telah menetapkan dua tersangka dalam kasus tersebut.

Keduanya adalah kakak-beradik Hasan Busri dan Moh Wardi.

Yang menarik, kakak-beradik itu bisa kalahkan 10 lawan caroknya, empat di antara mereka tewas.

Hasan dan Wardi bahkan tak terluka sama sekali dalam duel carok tersebut.

Kita tahu, carok maut itumenewaskan empat orang itu terjadi di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Jumat (12/1) pukul 18.30 WIB.

Mereka yang tewas adalah Mat Tanjar, Najehri, Mat Terdam, dan Hafid.

Sementara enam lainnya kabur.

Hasan Busri dan Moh Wardi sudah diamankan dan ditetapkan tersangka pembunuhan.

Kepada polisi, Hasan menjelaskan duduk perkaranya hingga terjadi duel maut tersebut.

Mulanya, Hasan dalam perjalanan menuju acara tahlil.

Ketika dia berdiri di pinggir jalan, korban melintas menggunakan motor dengan kecepatan tinggi.

Baca Juga: Viral Carok Di Bangkalan Madura 4 Orang Tewas: Benarkah Tradisi Carok Warisan Belanda Untuk Adu Domba?

Hasan kemudian lantas menegur.

Tapi korban tidak terima.

"Pelaku (Hasan) sempat dipukul oleh korban," kata Kapolers Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya.

"Bahkan sempat dipegangi oleh teman korban."

Korban pun menantang Hasan duel carok dan menyuruhnya ambil senjata.

"Pelaku meladeni, pulang ke rumah, di perjalanan ketemu dengan saudaranya (Moh Wardi)," lanjut AKBP Febri.

Moh Wardi yang mendengar penjelasan Hasan, tak tinggal diam.

Dia lalu menemani kakaknya untuk duel.

Saat mengambil dua celurit, Hasan sempat minta izin ibunya.

Sang ibu sebetulnya sudah melarang, namun Hasan Busri berkukuh karena sudah ditantang duel.

“Orang tua tidak tahu saya berhadapan dengan siapa, saya hanya bilang punya masalah," kata Hasan di Polres Bangkalan.

Hasan dan adiknya berboncengan naik motor ke TKP.

Baca Juga: Tradisi Carok Di Madura, Benarkah Ini Warisan Belanda Untuk Adu Domba?

"Sampai di TKP cekcok, motor adik belum berhenti satu saudaranya loncat, lari masuk ke tengah arena untuk duel," kata AKBP Febri.

Hasan dan adiknya sama sekali tak gentar menghadapi 10 orang, meski lawannya punya kemampuan bela diri silat.

Sebab, Hasan sendiri punya kemampuan bela diri.

Dia pernah belajar silat di Kalimantan.

Meski kalah jumlah, Hasan dan adiknya mampu mengatasi lawan-lawannya.

Lima orang yang masuk arena duel dibuat tak berdaya.

Tiga di antaranya tewas di tempat.

Seorang lagi meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Tanjung Buni.

Melihat kejadian itu, lima orang lainnya kabur.

Sebetulnya masih ada seorang lawan Hasan yang masih bertahan di arena duel.

Bahkan sempat melakukan perlawanan.

Namun, Hasan dengan mudah mengelak.

Merasa di atas angin, Hasan bilang kepada lawan terakhirnya untuk lari.

Kalau tidak, dia akan membunuhnya.

Kesempatan itu dimanfaatkan lawannya untuk melarikan diri.

Saat duel, Hasan mengaku celuritnya patah.

Ia mengambil celurit milik lawannya yang sudah tewas untuk melanjutkan duel dengan lawan lainnya.

“Ketika (celurit) saya patah, saya ambil punya MTJ (Mat Tanjar) yang tubuhnya sudah ambruk, lanjut (carok) dengan yang lain,” cerita Hasan.

Kini patahan gagang celurit milik Hasan dijadikan salah satu barang bukti dari peristiwa carok itu.

Menurut AKBP Febri, motifnya murni karena ketersinggungan.

“Jadi pelaku menegur korban, namun korban tidak terima dan menantang balik pelaku,” kata AKBP Febri kepada media.

Hasan dan Moh Wardi, sang adik, kini sudah ditahan dan ditetapkan tersangka pembunuhan.

Mereka dijerat pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara hingga seumur hidup.

Baca Juga: Peristiwa Carok Massal Di Madura Yang Tewaskan 1 Orang, Diduga Karena Pilkades

Artikel Terkait