Find Us On Social Media :

Sudah Dipercaya Sebagai Pangilam Perang Senior, Sentot Ali Basha Kok Tega Tinggalkan Diponegoro Demi Uang Belanda?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 10 Januari 2024 | 17:17 WIB

Sentot Ali Basha adalah panglima perang Pangeran Diponegoro yang cemerlang dalam Perang Jawa. Tapi dia memilih menyerah kepada Belanda dan syarat yang menguntungkannya.

Intisari-Online.com - Sentot Ali Basha bisa dibilang sebagai salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro paling cemerlang.

Oleh Belanda dia digambarkan sebagai "muda, berapi-api ... dan seorang Jawa yang cemerlang."

Tapi sayang, kecermelangan dan repotasi Sentot Ali Basha dia rusak sendiri.

Dia memilih meninggalkan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa dan menyerah kepada Belanda.

Sentot Ali Basha menyerah bersama 500 prajuritnya dan mendapat 5.000 gulden per bulan dari Belanda untuk biaya hidupnya bersama pasukannya.

Sebelum diasingkan, Sentot Ali Basha juga sempat membantu Belanda dalam Perang Padri.

Sentot Ali Basha Abdul Mustopo Prawirodirdjo atau dikenal dengan Sentot Ali Pasha/Sentot Ali Basha atau Sentot Prawirodirdjo.

Sentot Ali Basha adalah putra dari Ronggo Prawirodirjo III yang menjabat sebagai Bupati Montjonegoro Timur, ipar Sultan Hamengkubuwana IV.

Menurut sejarawan Peter Carey, Sentot bergabung di pasukan Diponegoro saat usianya masih 17 tahun pada Agustus 1825 di Selarong.

Tak lama kemudian, dia sudah diangkat sebagai senopati.

Setelah diangkat menjadi senopati, Sentot berhasil memukul mundur tentara Sollewijn di Progo Timur pada 5 September 1828.

Beberapa minggu kemudian, Sentot juga berhasil memenangkan peperangan di Bagelen dan Banyumas.