Penulis
Intisari-online.com - Tahun baru adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, karena merupakan awal dari lembaran baru dan harapan baru.
Namun, di Indonesia, sering muncul pertanyaan mengapa tahun baru selalu hujan yang lebat dan angin yang kencang.
Apakah Anda pernah bertanya-tanya, mengapa tahun baru selalu hujan?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi, baik dari segi astronomis maupun meteorologis. Berikut ini adalah penjelasan ilmiah mengapa tahun baru selalu hujan:
Faktor Astronomis
Secara astronomis, tahun baru yang kita rayakan berdasarkan kalender Masehi selalu jatuh pada tanggal 1 Januari.
Tanggal ini merupakan salah satu titik balik matahari (solstice) di belahan bumi utara, yaitu saat matahari berada di titik terendah di langit.
Di belahan bumi selatan, termasuk Indonesia, hal ini berarti matahari berada di titik tertinggi di langit.
Ketika matahari berada di titik tertinggi di langit, maka radiasi matahari yang diterima oleh bumi juga semakin besar.
Hal ini menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat, sehingga udara menjadi lebih panas dan lembab.
Udara panas dan lembab ini kemudian naik ke atas, dan bertemu dengan udara dingin di lapisan atas atmosfer.
Baca Juga: Sudah Mulai Masuk Musim Hujan, Ini 6 Hal Yang Harus Dibawa Untuk Antisipasi Kehadirannya
Akibatnya, terjadi kondensasi uap air menjadi awan dan hujan.
Faktor Meteorologis
Secara meteorologis, tahun baru yang kita rayakan juga bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia.
Musim hujan di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson, yaitu angin yang bertiup secara periodik mengikuti perubahan musim.
Ada dua jenis angin muson yang berpengaruh di Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.
Angin muson barat bertiup dari arah barat laut ke tenggara, membawa uap air dari Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Angin muson barat ini berlangsung dari bulan November hingga Maret, dan menyebabkan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Angin muson timur bertiup dari arah tenggara ke barat laut, membawa uap air dari Benua Australia.
Angin muson timur ini berlangsung dari bulan April hingga Oktober, dan menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Pada bulan Desember hingga Januari, angin muson barat mencapai puncaknya, sehingga curah hujan di Indonesia juga meningkat.
Selain itu, ada juga fenomena lain yang memperkuat angin muson barat, yaitu fenomena El Nino dan La Nina.
Baca Juga: Sudah Masuk Bulan September Mengapa Musim Hujan di Indonesia Tertunda? Ini Penjelasan BMKG!
El Nino adalah kondisi saat suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik bagian timur meningkat, sehingga mengurangi tekanan udara di atasnya.
Hal ini menyebabkan angin pasat yang bertiup dari timur ke barat melemah, dan angin muson barat yang bertiup dari barat ke timur menguat.
Akibatnya, hujan di Indonesia menjadi lebih banyak dan lebih lama.
La Nina adalah kondisi sebaliknya dari El Nino, yaitu saat suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik bagian timur menurun, sehingga meningkatkan tekanan udara di atasnya.
Hal ini menyebabkan angin pasat yang bertiup dari timur ke barat menguat, dan angin muson barat yang bertiup dari barat ke timur melemah.
Akibatnya, hujan di Indonesia menjadi lebih sedikit dan lebih singkat.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahun baru selalu hujan karena faktor astronomis dan meteorologis.
Faktor astronomis adalah posisi matahari yang berada di titik tertinggi di langit, yang menyebabkan udara panas dan lembab naik dan berubah menjadi awan dan hujan.
Faktor meteorologis adalah angin muson barat yang bertiup dari arah barat laut ke tenggara, yang membawa uap air dari Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Angin muson barat ini mencapai puncaknya pada bulan Desember hingga Januari, dan dapat diperkuat oleh fenomena El Nino dan La Nina.
Demikian artikel yang saya buat dengan judul Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Tahun Baru Selalu Hujan.