Penulis
Intisari-online.com - Belakangan nama Mayor Teddy menjadi sorotan usai dirinya disebut sebagai ajudan Prabowo Subianto.
Menariknya, Mayor Teddy ternyata dikenal sebagai lulusan pasukan elite AS di Angkatan Darat AS (US Army).
Selain itu, ia juga pernah menjadi asisten ajudan Presiden Joko Widodo dan kini menjadi ajudan pribadi capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Teddy sempat menjadi sorotan karena mengenakan kemeja biru yang merupakan seragam kampanye Prabowo-Gibran.
Hal ini dipermasalahkan oleh sebagian pihak karena Teddy masih berstatus prajurit TNI aktif.
Terlepas dari fakta itu, mari kita bahas mengenai pasukan elite di AS yang ternyata melakukan pelatihan yang sangat berat.
Jika berbicara mengenai pasukan Elite AS, yang terkenal adalah Navy SEAL.
Navy SEAL adalah singkatan dari Sea, Air, and Land, yang menunjukkan kemampuan pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat ini untuk beroperasi di berbagai medan.
Navy SEAL adalah salah satu pasukan elite terbaik di dunia, yang didedikasikan untuk tugas-tugas paling berbahaya, seperti operasi penangkapan Osama bin Laden pada tahun 2011.
Namun, untuk menjadi bagian dari pasukan ini, para calon harus melalui proses seleksi dan pelatihan yang sangat keras dan melelahkan.
Salah satu tahap yang paling menentukan dan menakutkan adalah yang disebut "Pekan Neraka" atau Hell Week.
Apa itu Pekan Neraka?
Pekan Neraka adalah tes ketahanan fisik dan mental yang dilakukan selama lima setengah hari tanpa henti.
Para calon hanya diperbolehkan tidur kurang dari empat jam selama tes ini.
Mereka harus berlari, berenang, mengayuh, membawa perahu di kepala mereka, melakukan sit-up, push-up, dan berbagai latihan berat lainnya.
Selain itu, mereka juga harus menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem, seperti dingin, panas, hujan, atau angin.
Mereka juga sering disemprot air dingin, digali lubang pasir, atau dilempar lumpur.
Tujuan dari tes ini adalah untuk menguji batas kemampuan dan ketahanan para calon, serta untuk menyaring yang lemah dan tidak pantas menjadi Navy SEAL.
Mengapa Pekan Neraka begitu penting?
Pekan Neraka adalah salah satu tes terberat dalam militer AS, dan juga salah satu yang paling prestisius.
Tes ini menjadi pembuktian bahwa para calon layak menjadi anggota Navy SEAL, yang harus siap menghadapi situasi-situasi yang menantang, berbahaya, dan tidak terduga.
Selain itu, Pekan Neraka juga bertujuan untuk membangun rasa kebersamaan, kepercayaan, dan kerjasama antara para calon.
Mereka harus saling membantu, menyemangati, dan melindungi satu sama lain untuk bisa melewati tes ini.
Mereka juga harus mengikuti perintah dan instruksi dari para pelatih dengan disiplin dan loyalitas.
Baca Juga: Peristiwa 17 Oktober 1952, Aksi Demonstrasi AH Nasution dan Perwira Militer di Depan Istana Merdeka
Bagaimana hasil dan dampak dari Pekan Neraka?
Pekan Neraka adalah tes yang sangat sulit dan berisiko. Banyak calon yang gagal, menyerah, atau cedera selama tes ini.
Menurut data Angkatan Laut AS, hanya sekitar 25% calon yang berhasil menyelesaikan Pekan Neraka.
Bahkan, ada beberapa kasus kematian yang terjadi akibat tes ini, baik karena tenggelam, kelelahan, atau bunuh diri.
Namun, bagi yang berhasil, Pekan Neraka adalah pengalaman yang tidak terlupakan dan membentuk karakter mereka.
Mereka merasa bangga, percaya diri, dan termotivasi untuk melanjutkan pelatihan selanjutnya.
Mereka juga merasa memiliki ikatan yang kuat dengan rekan-rekan mereka yang juga lolos Pekan Neraka.
Pekan Neraka adalah tes yang menunjukkan betapa tangguh, tangkas, dan terampilnya pasukan khusus Navy SEAL AS.
Dengan latihan ekstrem ini, mereka menjadi pasukan yang mampu melakukan operasi-operasi berbahaya dengan profesionalisme dan keberanian.