Penulis
Intisari-Online.com -Setelah kembali dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta berusaha menemui Jenderal Nishimura untuk menyampaikan rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bagaimana reaksi Nishimura pada saat itu?
Apakah Nishimura mendukung atau menentang proklamasi kemerdekaan Indonesia? Bagaimana sikap Soekarno dan Hatta dalam menghadapi reaksi Nishimura?
Dan bagaimana akhirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat terlaksana? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini.
Dapatkan artikel terbaru kami dengan follow akun WA Channel Intisari-Online.com di sini
Peristiwa Rengasdengklok
Pada awal Agustus 1945, Jepang mengalami kekalahan besar dalam perang melawan Sekutu.
Kaisar Jepang, Hirohito, menyadari bahwa rencananya untuk membentuk Asia Timur Raya gagal total. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk mengakhiri perang.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI adalah lembaga yang bertugas untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Jepang juga berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Janji ini dibuat di Dalat, Vietnam Selatan, yang dihadiri oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat. Ketiganya kembali ke Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945.
Baca Juga: Apa Alasan para Pemuda Mendesak Sukarno dan Hatta agar Memproklamasikan Kemerdekaan Secepatnya?
Namun, golongan pemuda, yang mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio, tidak mau menunggu lagi.
Mereka mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Golongan tua masih berharap pada PPKI dan menolak desakan golongan pemuda.
Akhirnya, golongan pemuda mengambil tindakan drastis dengan menculik Soekarno-Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok.
Di sana, mereka meyakinkan Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin, paling lambat pada tanggal 17 Agustus 1945.
Reaksi Jenderal Nishimura
Setelah Soekarno-Hatta setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, mereka kembali ke Jakarta dan mengunjungi rumah Jenderal Mayor Nishimura.
Mereka menyampaikan keinginan PPKI dan meminta izin untuk melaksanakan proklamasi.
Namun, Nishimura menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Nishimura berpegang pada status quo atau keadaan tetap Indonesia.
Ia tidak mau mengubah status Indonesia sebagai daerah pendudukan Jepang.
Ia juga mengikuti perjanjian antara pemerintah Jepang dan pihak Sekutu, yang melarang perubahan status quo.
Bung Hatta tidak terima dengan penolakan Nishimura. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan tetap memproklamasikan kemerdekaan, apa pun yang terjadi.
Setelah merampungkan naskah proklamasi, Soekarno pun mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Indonesia resmi menjadi negara merdeka.
Dari peristiwa ini, kita dapat melihat bagaimana reaksi Nishimura pada saat itu, yang menunjukkan sikap keras kepala dan tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Untungnya dengan bantuan golongan pemuda dan rakyat Indonesia, kita berhasil mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Alasan Pihak Jepang Mengizinkan Bendera Merah Putih Berkibar?