Bagaimana Kedudukan Selat Muria yang Menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak pada Saat Itu?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Artikel ini menjelaskan bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu dan mengapa selat ini hilang.

Intisari-Online.com -Selat Muria adalah salah satu selat yang dulu ada di antara Pulau Jawa dan Pulau Muria.

Selat ini sangat penting bagi sejarah Indonesia, khususnya Kerajaan Demak.

Namun, tahukah Andabagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak artikel ini.

Menjadi jalur transportasi yang ramai pengunjung

Pada abad ke-17 M, Selat Muria menjadi jalur transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat setempat untuk berdagang.

Selat Muria membuat Kota Demak menjadi kota pelabuhan yang sangat ramai dan populer untuk kegiatan jual beli dan perdagangan lainnya.

Di tepi Selat Muria, ada pelabuhan-pelabuhan perdagangan yang menawarkan berbagai komoditas, seperti kain tradisional dari Jepara, garam dan terasi dari Juwana, dan beras dari wilayah pedalaman Pulau Jawa dan Pulau Muria.

Selat Muria juga menjadi tempat untuk galangan-galangan kapal yang membuat kapal Jung Jawa dari kayu jati yang banyak terdapat di Pegunungan Kendeng, yang letaknya di selatan selat.

Kapal Jung Jawa adalah kapal layar kuno yang berasal dari Jawa dan sering dipakai oleh pelaut Jawa dan Sunda.

Baca Juga: Bagaimana Kebenaran dari Teori-teori Tentang Masuknya Islam ke Nusantara?

Dengan kondisi tersebut, Selat Muria menjadi pelabuhan Kerajaan Demak yang berkembang pesat.

Namun karena ada konflik politik, komoditas yang semula ada di Selat Muria pindah ke Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta.

Selanjutnya, berdasarkan laporan pada tahun 1657, disebutkan bahwa selat ini semakin dangkal karena endapan-endapan dari sungai yang bermuara ke Selat Muria, seperti Kali Serang, Sungai Tuntang, dan Sungai Lusi.

Akibatnya, kapal-kapal besar tidak bisa masuk ke Selat Muria.

Lama-kelamaan, Selat Muria pun menghilang.

Sekarang, sisa-sisa dari Selat Muria bisa dilihat di Sungai Kalilondo yang membujur dari Juwana di timur sampai Ketanjung di barat.

Selain itu, ada juga sungai-sungai yang terbentuk dari bekas Selat Muria, seperti Sungai Silugunggo yang melewati wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Dari artikel ini, kita bisa mengetahui bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu.

Semoga artikel ini bisa memberikan kita wawasan dan apresiasi terhadap sejarah bangsa kita.

Baca Juga: Bagaimana Hikmah yang Didapatkan dari Politik yang Terjadi di Singhasari?

Artikel Terkait