Dari Pakuan ke Banten, Sejarah Perang dan Penaklukan Kerajaan Pajajaran

Afif Khoirul M

Penulis

(Ilustrasi) Peninggalan Kerajaan Pajajaran

Intisari-online.com - Kerajaan Pajajaran adalah salah satu kerajaan Hindu yang pernah berdiri di Jawa Barat, dengan pusat di Pakuan (sekarang Bogor).

Kerajaan ini didirikan oleh Sri Jayabhupati pada tahun 923 Masehi, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja (1482-1521 M).

Namun, kejayaan ini tidak bertahan lama, karena Kerajaan Pajajaran harus menghadapi ancaman dari Kesultanan Banten, yang merupakan kerajaan Islam yang berasal dari Banten Girang.

Kesultanan Banten sendiri adalah hasil dari penaklukan pasukan Demak yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati dan putranya, Hasanuddin, pada tahun 1526.

Sunan Gunung Jati kemudian menetap di Cirebon, sementara Hasanuddin menggantikannya sebagai Sultan Banten.

Hasanuddin memindahkan ibu kota Banten dari Banten Girang ke pelabuhan Banten, dan membangun istana Surosowan, masjid agung, dan benteng pertahanan.

Kesultanan Banten memiliki ambisi untuk menguasai seluruh Jawa Barat, termasuk wilayah Kerajaan Pajajaran.

Selain itu, Kesultanan Banten juga ingin menyebarkan agama Islam ke daerah-daerah yang masih menganut agama Hindu. Oleh karena itu, Kesultanan Banten melancarkan serangan-serangan ke Kerajaan Pajajaran, yang dapat dibagi menjadi tiga tahap.

Tahap pertama adalah serangan ke Bubat, yang merupakan pelabuhan utama Kerajaan Pajajaran di pesisir utara.

Serangan ini terjadi pada tahun 1552, dan berhasil merebut Bubat dari tangan Pajajaran.

Serangan ini juga mengakibatkan kematian Ratu Nilakendra, yang merupakan raja Pajajaran saat itu.

Baca Juga: Kondisi Sosial, Politik, dan Budaya Kerajaan Aceh, Terlengkap!

Setelah kematian Ratu Nilakendra, takhta Pajajaran diwarisi oleh putranya, Raga Mulya.

Tahap kedua adalah serangan ke Cirebon, yang merupakan wilayah kekuasaan Sunan Gunung Jati.

Kemudian mengakui agama Islam sebagai agama resmi.

Dengan demikian, Kerajaan Pajajaran berakhir, dan wilayahnya menjadi bagian dari Kesultanan Banten.

Dampak dari perang dan penaklukan Kerajaan Pajajaran oleh Banten adalah sebagai berikut:

Terjadi perubahan sosial, budaya, dan agama di Jawa Barat.

Banyak penduduk Pajajaran yang beralih ke agama Islam, sementara yang tetap mempertahankan agama Hindu melarikan diri ke daerah pedalaman atau ke luar pulau.

Beberapa tradisi Hindu, seperti upacara Seren Taun dan wayang golek, masih dilestarikan oleh masyarakat Sunda hingga kini.

Terjadi pergeseran pusat kekuasaan dan perdagangan di Jawa Barat.

Banten menjadi kota pelabuhan yang penting, dan menjalin hubungan dagang dengan negara-negara asing, seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan Tiongkok.

Banten juga menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Barat, dan melahirkan ulama-ulama besar, seperti Syekh Yusuf dan Syekh Nawawi al-Bantani.

Baca Juga: Inilah Kerajaan Hindu Terbesar yang Pernah Memerintah di Seluruh Kepulauan Indonesia

Terjadi perlawanan terhadap Banten dari beberapa daerah di Jawa Barat.

Salah satu yang paling terkenal adalah perlawanan dari Cirebon, yang dipimpin oleh Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga.

Mereka berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Cirebon yang telah direbut oleh Banten, dan menyebarkan ajaran Islam yang lebih toleran dan akomodatif terhadap budaya lokal.

Perlawanan ini berlangsung hingga abad ke-17, dan menyebabkan konflik antara Banten dan Cirebon.

Demikian artikel yang saya buat tentang sejarah perang dan penaklukan Kerajaan Pajajaran oleh Banten.

Artikel Terkait