James Danandjaja, yang meneliti tradisi lisan di Indonesia pada tahun 1972, mengartikan tradisi lisan sebagai bagian dari kebudayaan yang diwariskan secara tradisional di antara anggota masyarakat dalam versi yang berbeda-beda.
Menurut Danandjaja, tradisi lisan dapat disampaikan dengan lisan saja atau juga dengan contoh perbuatan dan alat bantu pengingat.
Pada zaman prasejarah atau sebelum manusia mengenal tulisan, tradisi lisan menjadi sumber ilmu pengetahuan.
Tradisi lisan juga dapat digunakan sebagai titik awal dalam menelusuri atau merekonstruksi peristiwa sejarah.
Akan tetapi, karena hanya disampaikan dengan lisan atau dari mulut ke mulut, tradisi lisan mengalami variasi dalam perkembangannya.
Hal ini juga menjadi kekurangan tradisi lisan jika digunakan sebagai sumber sejarah.
Ciri-ciri tradisi lisan
* Disampaikan dengan lisan atau dari mulut ke mulut
* Memiliki versi yang beragam
* Tidak diketahui sumber asalnya
* Disampaikan dari generasi tua ke generasi muda
* Disampaikan dalam bentuk dongeng, ucapan, nyanyian, atau lagu
Awal mula munculnya tradisi lisan
Arkeologi modern telah mengungkap bukti-bukti tentang upaya manusia untuk melestarikan dan menyampaikan seni dan pengetahuan yang bergantung sepenuhnya atau sebagian pada tradisi lisan, di berbagai budaya.
Foley juga menjelaskan bahwa Alkitab Yahudi-Kristen menunjukkan akar-akar tradisi lisan.
Begitupuladengan naskah-naskah Eropa abad pertengahan ditulis oleh juru tulis yang berperan sebagai penampil.
Sementara itu, masih menurut Foley, vas-vas geometris dari Yunani kuno mencerminkan gaya lisan Homer.
Demikianlah penjelasan secara ringkas awal mula munculnya tradisi lisan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dengan tradisi lisan.
Baca Juga: Disukai Turis, Ini Makna Filosofis Tari Pendet Tari Tradisi Khas Bali