Penulis
Bagaimana proses Muhammad Husein bisa dievakuasi dari Gaza menuju Indonesia? Sesulit apa menembus perbatasan Palestina-Mesir?
Intisari-Online.com -Setelah melalui perjuangan yang berat, Muhammad Husein akhirnya sampai di Tanah Air, Indonesia.
Husein adalah warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan kemanusiaan di Palestina, dia akhirnya berhasil dievakuasi dari Gaza yang saat ini sedang berkecamuk.
Husein tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (15/11).
Tak lupa Husein menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak, terutama pemerintah Indonesia.
Bagaimanapun juga, yang mengevakuasi Husein dari Gaza adalah pemerintah kita.
Tak hanya sendiri, Husein dievakuasi bersama istri dan anak-anaknya.
Yang heroik, untuk keluar dari Gaza, yang kondisinya saat ini sangat tidak menentu, bukan perkara yang mudah.
Untuk bisa sampai Indonesia, dia harus keluar dari wilayah konflik lewat perlintasan perbatasan Rafah, Palestina-Mesir, seperti dilansir Kompas.com.
Itu pun tak cuma sekali, Husein harus berkali-kali datang Rafah tapi harus kembali lagi ke Gaza.
"Pak Jokowi, Menlu Retno Marsudi dan KBRI Kairo yang sudah membantu kami keluar dari Gaza setelah melalui proses yang tidak mudah," kata Husein.
"Berkali-kali kami datang ke Rafah, berkali-kali kami juga kembali ke rumah di Gaza dengan risiko kematian yang tidak mudah," tambah dia.
Husein memang bahagia.
Meski begitu, dia juga tak bisa menutup rasa sedihnya.
Bagaimana lagi, masih ada keluarganya yang berada di Gaza.
Tak hanya itu, dalam konflik terakhir ini,setidaknyaada 11 kerabat dari istri Husein, Jenan Yunus Ikhlas, yang menjadi korban.
"Saya sebenarnya sangat sedih, sangat berat ketika harus meninggalkan keluarga kami di Gaza. Saat itu, hari ketika kami meninggalkan Gaza, 11 kerabat istri saya meninggal," ucap dia.
Lalu bagaimana proses evakuasi Husein sehingga bisa sampai di Tanah Air?
Seperti disebut di awal, menurut Husein,proses evakuasi dari Gaza guna menyelamatkan diri tidak berjalan mudah.
Proses evakuasi membutuhkan waktu yang lama lantaran tak ada transportasi dari Gaza menuju perbatasan Rafah, Palestina.
"Kami enggak mudah mendapatkan transportasi di Gaza ke Rafah karena tidak ada bahan bakar dan risiko bombardir terus terjadi setiap hari," kata Husein.
Tak hanya itu, yang paling lama tentumenunggu namanya tercantum di dalam daftar evakuasi.
Yang jadi masalah, siapa saja warga negara asing yang dievakuasi juga diputuskan oleh berbagai pihak sehingga ia harus bolak-balik berkali-kali dari Gaza menuju Rafah.
"Untuk masuk list (daftar evakuasi) agar tembus ke Rafah itulah, saya sampai bolak-balik tiga kali," ucap Husein.
Setelah tiba di Rafah, Husein dan keluarga harusmengantre bersama sekitar 6.000 warga asing yang lain.
Tujuan mereka sama: dievakuasi segera mungkin ke negara masing-masing.
Selain itu,jalur evakuasi di perbatasan Rafah menuju Mesir tak selamanya dibuka.
"Border Rafah ini tidak terbuka secara konsisten. Rafah ini hanya beberapa jam dibuka per hari. Itu pun enggak setiap hari," kata Husein.
Setelah sabar menunggu,nama Husein dan keluarganya pun muncul di dalam daftar evakuasi KBRI Kairo.
Mereka pun langsung dijemput tim KBRI dan Imigrasi Mesir.
"Alhamdulillah sekarang bisa berjumpa kepada semua," ucap Husein.
Yang bikin haru, Husein dijemput langsung oleh 20-an anggota keluarga di Terminal 3Bandara Soekarno-Hatta.
Mereka mengenakan pakaian serba hitam serta membawa spanduk dan bendera Palestina.
Dalam spanduk itu ada tulisan "Selamat Datang Aktivis Kemanusiaan INH Gaza" dan foto Husein sambil mengepalkan tangan.
Selain itu, ada pula kolega Husein dari lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH).
Begitulah cerita dan perjuangan Husein, seorang aktivis kemanusiaan yang akhirnya bisa dievakuasi dari Gaza dan akhirnya sampai juga di Indonesia.