Penulis
Menurut Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, konflik Palestina-Israel hanya bisa diatasi dengan solusi dua negara. Palestina yang berdampingan dengan Israel.
Intisari-Online.com -Entah sampai kapan konflik Palestina-Israel ini berakhir.
Hingga saat ini, Israel terus membombardir Palestina seolah tak peduli kecaman dari negara-negara lain.
Kecaman tak hanya diarahkan kepada Israel, tapi juga kepada Amerika Serikat, negara yang begitu mendukung Israel.
Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan,akhir konflik Hamas-Israel harus menjadikan Palestina sebagai negara "nyata" dan berdampingan dengan Israel.
Biden juga menegaskan bahwa pihaknya, dalam hal ini pemerintah Amerika Serikat, akan bernegosiasi dengan negara-negara Arab terkait cita-cita itu.
Soal pengakuan Palestina sebagai sebuah engara yang berdaulat.
Meski begitu, Biden belum menjelaskan langkah-langkah seperti apa yang bakal dia lakukan.
Tapi secara garis besar, Biden bersikeras konflik akan berakhir dengan solusi dua negara.
"Saya dapat memberitahu Anda, saya rasa konflik ini tidak akan berakhir sampai ada solusi dua negara," kata Biden di San Fransisco, AS, seusai pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, Rabu (15/11) waktu setempat.
Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan secara terbuka terkait solusi bagi kedua negara dalam beberapa akhir.
Pemerintah AS mengklaim bahwa pembentukan negara Palestina telah menjadi kebijakan utama.
Meski begitu,tiap era kepemimpinan presiden siapa pun belum berhasil membuat kemajuan berarti dalam permasalahan ini.
Menurut catatan, Menteri Luar Negeri AS yang benar-benar mendorong agar Palestina diakui sebagai negara adalah pada zaman Barack Obama.
NamanyaJohn Kerry.
Biden juga mengatakan tidak terlalu mengetahui secara spesifik kapan harus memberitahu Israel untuk menghentikan pertempuran di Gaza.
Dia mengungkapkan perang baru akan berakhir ketika Hamas tidak melakukan 'hal-hal mengerikan' terhadap Israel.
"Hamas masih memiliki senjata dan teknologi di bawah rumah sakit di Gaza," tudingnya.
Tak hanya itu, AS juga menuduh,dalam beberapa hari terakhir, Hamas tengah mempertahankan markasnya yang disebut berada di bawah RS Al-Shifa di Gaza.
Selain itu, para pejabat di AS turut menuduh adanya terowongan Hamas di rumah sakit tersebut yang digunakan sebagai gudang penimbunan senjata.
Namun, tudingan semacam itu sudah dibantah oleh Hamas, otoritas kesehatan, dan pejabat Rumah Sakit Al-Shifa.
Mereka menegaskan tidak ada kelompok bersenjata apapun yang bersembunyi di dalam atau di bawah kompleks rumah sakit tersebut.