Inilah Kerajaan Islam di Sulawesi, Dari Gowa-Tallo hingga Bone

Afif Khoirul M

Penulis

Kerajaan Gowa-Tallo.

Intisari-online.com - Sulawesi adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kekayaan budaya, sejarah, dan agama.

Di pulau ini, terdapat beberapa kerajaan yang menganut agama Islam sejak abad ke-15 Masehi.

Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak hanya berperan dalam memajukan peradaban dan perdagangan di wilayahnya, tetapi juga berjuang melawan penjajahan asing yang mengancam kedaulatan dan kebebasan mereka.

Gowa-Tallo adalah gabungan dari dua kerajaan yang berlokasi di Sulawesi Selatan, yaitu Gowa dan Tallo.

Kedua kerajaan ini awalnya beragama Hindu-Buddha, tetapi kemudian memeluk Islam pada tahun 1605 Masehi.

Pemelukan Islam oleh Gowa-Tallo dipengaruhi oleh hubungan dagang dan diplomasi dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara, seperti Aceh, Demak, Banten, dan Mataram.

Gowa-Tallo menjadi kerajaan Islam yang sangat kuat dan berpengaruh di Sulawesi.

Kerajaan ini berhasil menaklukkan dan mengislamkan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, seperti Bone, Soppeng, Luwu, dan Buton.

Gowa-Tallo juga menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat diminati oleh bangsa Eropa, seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda.

Salah satu tokoh terkenal dari Gowa-Tallo adalah Sultan Hasanuddin, yang bergelar Ayam Jantan dari Timur.

Baca Juga: Misteri Kerajaan Bima, Kerajaan Islam Pertama yang Ada di Nusa Tenggara

Sultan Hasanuddin adalah seorang penguasa yang berani dan cerdas.

Ia memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda yang ingin menguasai wilayah dan kekayaan Gowa-Tallo.

Perjuangan Sultan Hasanuddin berlangsung selama 16 tahun, dari tahun 1653 hingga 1669 Masehi.

Namun, akhirnya Gowa-Tallo harus menyerah kepada Belanda setelah menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 Masehi.

Perjanjian ini mengharuskan Gowa-Tallo mengakui kedaulatan Belanda, membayar pajak, menyerahkan wilayah dan pelabuhan, serta melarang berhubungan dengan bangsa asing lainnya.

Perjanjian ini sangat merugikan Gowa-Tallo dan mengakhiri masa kejayaannya.

Bone: Kerajaan Islam yang Bersekutu dengan Belanda

Bone adalah salah satu kerajaan yang berada di Sulawesi Selatan.

Bone awalnya beragama Hindu-Buddha, tetapi kemudian beralih ke Islam pada tahun 1611 Masehi. Peralihan agama ini dipengaruhi oleh pengaruh Gowa-Tallo yang telah lebih dulu memeluk Islam.

Bone menjadi kerajaan Islam yang cukup besar dan berpengaruh di Sulawesi.

Kerajaan ini memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Gowa-Tallo, Makassar, Mataram, dan Banten.

Bone juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti emas, perak, tembaga, besi, dan rempah-rempah.

Baca Juga: Deskripsi Salah Satu Kerajaan Islam yang Berkembang di Indonesia Bagian Barat: Samudera Pasai

Salah satu tokoh terkenal dari Bone adalah Arung Palakka, yang bergelar Sultan Ahmad Salahuddin. Arung Palakka adalah seorang penguasa yang ambisius dan cerdik.

Ia memanfaatkan konflik antara Gowa-Tallo dan Belanda untuk memperbesar kekuasaan Bone.

Ia bersekutu dengan Belanda dan membantu mereka mengalahkan Gowa-Tallo dalam Perang Makassar pada tahun 1666-1669 Masehi.

Namun, sekutu dengan Belanda tidak berlangsung lama.

Arung Palakka kemudian berselisih dengan Belanda karena merasa tidak dihargai dan diuntungkan.

Ia juga menghadapi pemberontakan dari rakyat dan bangsawan Bone yang tidak setuju dengan kebijakannya.

Arung Palakka meninggal pada tahun 1696 Masehi dan digantikan oleh putranya, La Tenritatta.

Artikel Terkait