Find Us On Social Media :

Bagaimana Cara Mengikis Prasangka, Stereotyping, dan Fanatisme Agama yang Berlebihan?

By Ade S, Jumat, 27 Oktober 2023 | 10:03 WIB

Ilustrasi. Artikel ini membahas bagaimana cara mengikis prasangka (prejudice), stereotyping, dan fanatisme agama yang berlebihan.

Intisari-Online.com - Apakah Anda pernah merasa tidak nyaman, marah, atau takut ketika berhadapan dengan orang-orang yang berbeda agama, keyakinan, atau pandangan dari Anda?

Jika ya, maka Anda mungkin telah terjebak dalam prasangka (prejudice), stereotyping, dan fanatisme agama yang berlebihan.

Artikel ini akan membahas bagaimana cara mengikis sikap-sikap negatif tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologis, sosial, dan spiritual.

Mengapa prasangka (prejudice), stereotyping, dan fanatisme agama berbahaya?

Prasangka adalah sikap negatif terhadap suatu kelompok atau individu berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap buruk atau rendah.

Sementara stereotyping adalah kecenderungan untuk menggeneralisasi perilaku, sifat, atau ciri-ciri suatu kelompok atau individu tanpa memperhatikan variasi atau individualitas di dalamnya.

Sedangkan fanatisme agama adalah sikap keras kepala dan intoleran terhadap orang-orang yang tidak sependapat atau tidak sejalan dengan keyakinan agama seseorang.

Prasangka, stereotyping, dan fanatisme agama dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi individu maupun masyarakat.

Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adalah:

- Menurunkan harga diri dan kesejahteraan psikologis orang-orang yang menjadi sasaran prasangka, stereotyping, dan fanatisme agama.

- Memicu konflik, kekerasan, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap orang-orang yang berbeda agama, keyakinan, atau pandangan.

Baca Juga: Upaya Apa Saja yang Dapat Dilakukan untuk Memupuk Kerukunan Antarumat Beragama di Indonesia?