Penulis
Intisari-online.com -Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia bersama dengan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kemudian ia juga menjadi wakil presiden pertama Indonesia yang dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945, di usia 43 tahun.
Juga merupakan wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia hingga saat ini.
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 12 Agustus 1902.
Ia berasal dari keluarga Minangkabau yang terpandang. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di Sumatera Barat, kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ekonomi di Jakarta (sekarang Universitas Indonesia).
Selain itu ia pernah belajar di Belanda, Prancis, dan Jerman, dan mendapatkan gelar doktor dalam bidang ekonomi dari Universitas Rotterdam pada tahun 1933.
Sejak muda, Mohammad Hatta sudah aktif dalam gerakan nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian menjadi anggota organisasi-organisasi seperti Jong Sumatranen Bond, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, dan Indische Vereeniging.
Ia juga menjadi pemimpin redaksi majalah Hindia Poetra dan De Fakkel.
Ia menjadi salah satu pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, bersama dengan Soekarno dan Sartono.
Baca Juga: Ramalan Ronggowarsito Tentang Mahfud MD, Apakah Cawapres yang Akan Membawa Indonesia ke Zaman Emas?
Beliau juga menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) yang mewakili kaum nasionalis Indonesia.
Karena aktivitas politiknya, Mohammad Hatta sering mengalami penangkapan dan pengasingan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Ia pernah ditahan di Boven Digul, Sulawesi Tenggara, dari tahun 1934 hingga 1936.
Kemudian ia dipindahkan ke Banda Neira, Maluku, dari tahun 1936 hingga 1942.
Setelah Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, ia dibebaskan dan kembali ke Jakarta.
Ia kemudian bergabung dengan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk oleh Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Mohammad Hatta bersama dengan Soekarno menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jakarta.
Pada keesokan harinya, mereka membacakan teks proklamasi tersebut di depan rakyat Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No.56 (sekarang Jalan Proklamasi).
Dengan demikian, Indonesia menyatakan diri sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Mohammad Hatta menjadi wakil presiden pertama Indonesia yang mendampingi Soekarno sebagai presiden pertama.
Ia juga menjabat sebagai perdana menteri pertama dari tahun 1948 hingga 1950.
Ia memimpin pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat ketika ibu kota Jakarta jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1948.
Juga berperan dalam perundingan-perundingan dengan Belanda untuk mengakhiri konflik bersenjata dan mengakui kedaulatan Indonesia secara internasional.
Mohammad Hatta menjabat sebagai wakil presiden selama sebelas tahun, yaitu dari tahun 1945 hingga 1956.
Ia merupakan wakil presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia hingga saat ini.
Selama masa jabatannya, ia banyak menghadapi tantangan dan masalah, seperti agresi militer Belanda, pemberontakan DI/TII, konfrontasi dengan Malaysia, dan pergolakan politik dalam negeri.
Pada tanggal 1 Desember 1956, Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden karena tidak setuju dengan sistem demokrasi liberal yang dianut oleh pemerintah saat itu.
Juga tidak setuju dengan rencana Soekarno untuk membentuk pemerintahan nasional yang melibatkan partai-partai komunis dan nasionalis.
Ia menginginkan sistem demokrasi terpimpin yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Setelah mengundurkan diri, Mohammad Hatta masih aktif dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan kebudayaan.
Kemudian menjadi penasihat Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Padjadjaran.
Ia juga menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta, Dewan Pembina Lembaga Kebudayaan Nasional, dan Dewan Penyantun Yayasan Obor Indonesia.
Lalu menulis banyak buku dan artikel tentang berbagai topik, seperti ekonomi, politik, sejarah, filsafat, dan agama.
Mohammad Hatta meninggal dunia pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta, pada usia 77 tahun.
Baca Juga: Ketika Sosok Penting Dari Palestina Dan Israel Berbagi Hadiah Nobel Perdamaian 1994
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara kenegaraan. Ia dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1986.
Juga dihormati dengan nama-nama jalan, bandara, universitas, dan monumen di berbagai daerah di Indonesia.
Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh yang berjasa besar bagi bangsa Indonesia.
Ia adalah wakil presiden pertama yang berusia 43 tahun dan menjabat selama 11 tahun. Ia adalah proklamator kemerdekaan yang berani dan cerdas.
Menjadi pemimpin negara yang bijaksana dan visioner. Ia adalah intelektual yang produktif dan berwawasan luas. Ia adalah pahlawan nasional yang patut dicontoh dan dihargai,