Kenapa Bung Tomo Dipenjara Oleh Presiden Soeharto?

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Tak disangka, ternyata Bung Tomo pernah dipenjara Soeharto.

Intisari-online.com - Bung Tomo adalah salah satu pahlawan nasional yang berperan penting dalam pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Dengan suara lantang dan pekikan Allahu Akbar, ia berhasil membakar semangat arek-arek Surabaya untuk melawan pasukan Inggris yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Namun, siapa sangka bahwa pahlawan yang berjasa besar ini pernah dipenjara oleh Soeharto, presiden kedua Indonesia.

Pada awal-awal masa Orde Baru, Bung Tomo sempat mendukung pemerintahan Soeharto yang menggantikan Soekarno.

Ia turut berpartisipasi dalam unjuk rasa mahasiswa yang menolak komunisme di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Bung Tomo mulai kecewa dengan kebijakan-kebijakan Soeharto yang dinilainya tidak berpihak pada rakyat, melainkan menguntungkan konglomerat dan investor asing.

Bung Tomo tidak segan-segan menyuarakan kritiknya terhadap Soeharto dan istri, Tien Soeharto melalui pidato-pidato yang disiarkan di radio.

Salah satu hal yang menjadi sasaran kritiknya adalah pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang diinisiasi oleh Ibu Tien.

Bung Tomo mendapat informasi bahwa Siti Hartinah meminta para pengusaha memberikan 10 persen keuntungan usahanya untuk pembangunan TMII. Bung Tomo menilai hal ini sebagai bentuk korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Selain itu, Bung Tomo juga mengkritik peran asisten pribadi Soeharto, yaitu Ali Moertopo dan Sudjono Humardani, yang dianggapnya sebagai orang-orang yang berkuasa di balik layar. I

a juga mengecam praktik cukongisme yang melibatkan keluarga Soeharto dan pengusaha nonpribumi.

Pada tahun 1972, majalah Panji Masyarakat memuat wawancara dengan Bung Tomo dengan judul "Bung Tomo Menggugat: Pengorbanan Pahlawan Kemerdekaan dan Semangat 10 November 1945 telah dikhianati".

Dalam wawancara tersebut, Bung Tomo menyatakan ketidakpuasannya terhadap pemerintahan Orde Baru.

Kritik-kritik Bung Tomo tentu saja tidak disukai oleh Soeharto dan kroni-kroninya.

Pada 11 April 1978, Bung Tomo ditangkap dengan tuduhan melakukan tindakan subversif. Ia dikerangkeng tanpa proses pengadilan di Penjara Nirbaya, Pondok Gede. Selama di penjara, ia ditemani oleh Ismail Sunny, seorang pakar hukum tata negara yang juga dikenal kritis terhadap Orde Baru.

Istri Bung Tomo, Sulistina, tidak tinggal diam melihat suaminya diperlakukan secara tidak adil. Ia mengirim surat protes kepada Soeharto pada 6 Juli 1978.

Dalam surat tersebut, Sulistina menulis bahwa orang yang sudah mempertaruhkan jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan negara tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri.

Sulistina juga meminta agar suaminya dibebaskan atau diberi kesempatan untuk membela diri di pengadilan.

Setelah mendekam selama satu tahun di penjara, Bung Tomo akhirnya dibebaskan oleh Soeharto pada tahun 1979. Namun, ia tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal terhadap pemerintahan Orde Baru. Ia lebih memilih untuk fokus pada bisnis percetakannya dan kegiatan sosialnya.

Bung Tomo meninggal dunia pada 7 Oktober 1981. Ia dimakamkan di Pemakaman Umum Ngagel Surabaya. Bung Tomo baru dianugerahi gelar pahlawan pada tahun 2008.

Baca Juga: Cerita-cerita Tak Terdengar dari Pertempuran 10 November 1945, Termasuk Ketika Bung Tomo Disekap

Artikel Terkait