Bagaimana Pembagian Kerja Antara Laki-laki dan Wanita pada Masa Bercocok Tanam?

Ade S

Penulis

Ilustrasi. Simak artikel ini untuk mengetahui bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam.

Intisari-Online.com -Masa bercocok tanam adalah masa di mana manusia mulai menanam tanaman pangan dan memelihara hewan liar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada masa ini, terjadi perubahan besar dalam pola hidup manusia, salah satunya adalah bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita.

Memang, bagaimanapembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam?

Pembagian kerja ini menunjukkan adanya peran dan fungsi masing-masing jenis kelamin dalam masyarakat.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam.

Temasuk di antaranya meliputi tugas-tugas, alat-alat, dan dampaknya terhadap strata sosial.

Masa bercocok tanam adalah masa di mana manusia mulai memanfaatkan lahan sebagai tempat menanam tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Manusia yang hidup pada masa ini tidak lagi berpindah-pindah, tetapi menetap di satu lokasi dan membentuk kelompok-kelompok kecil.

Namun, mereka masih melakukan aktivitas berburu dan meramu sebagai sumber makanan tambahan.

Perubahan pola hidup ini terjadi karena manusia prasejarah semakin cerdas dan mampu mengatasi tantangan alam.

Baca Juga: Bagaimana Pembagian Kerja Antara Laki-laki dan Wanita pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

Manusia yang hidup pada masa ini termasuk dalam ras Proto Melayu, yang merupakan nenek moyang dari beberapa suku di Indonesia, seperti Dayak, Toraja, Nias, dan Sasak.

Masa bercocok tanam juga disebut sebagai masa revolusi kebudayaan, karena pada masa ini terjadi perkembangan besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat praaksara.

Ciri-ciri masa bercocok tanam

Beberapa ciri-ciri yang menandai kehidupan masa bercocok tanam adalah:

* Mereka mulai mengolah lahan untuk menanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ubi, dan singkong.

* Mereka hidup secara menetap di rumah-rumah panggung yang dibangun di atas sungai atau rawa.

* Mereka membuat alat-alat dari batu yang sudah diasah dan dipoles, seperti kapak persegi, beliung persegi, dan mata panah.

* Mereka memiliki kepercayaan terhadap roh-roh alam dan nenek moyang. Mereka juga melakukan upacara-upacara adat untuk meminta kesuburan tanah dan hasil panen.

Pembagian kerja antara laki-laki dan wanita

Dengan pola hidup sedenter ini, maka manusia juga sudah mulai membuat aturan demi menjaga keberlangsungan hidup, salah satunya dengan menerapkan pembagian kerja.

Bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam?

Baca Juga: Bagaimana Cara Manusia Berburu pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan?

* Kaum laki-laki

Masa bercocok tanam terjadi sekitar 9.000-10.000 tahun yang lalu, di mana manusia sudah menggunakan tanah untuk menumbuhkan makanan dan memanfaatkan hewan liar demi kepentingan hidup mereka.

Biasanya, masyarakat akan memilih tempat huni yang jaraknya dekat dengan sumber air dan alam yang mereka olah.

Setelah memiliki tempat tinggal tetap, dibentuklah sebuah perkampungan kecil. Umumnya, para laki-laki akan bertugas membangun rumah.

Di dalam kampung ini biasanya terdiri dari beberapa keluarga yang saling membantu satu sama lain lewat sistem pembagian kerja.

Laki-laki di zaman bercocok tanam ini mendapatkan pekerjaan kasar yang membutuhkan tenaga lebih berat, seperti berburu dan membuka lahan baru.

* Kaum wanita

Sedangkan kaum wanita, pekerjaan yang dilakukan kaum wanita di era bercocok tanam tidak tergolong pekerjaan kasar.

Kaum wanita bertugas untuk merawat serta menghias rumah mereka.

Selain itu, kaum wanita juga bertanggung jawab mengumpulkan buah serta menjaga rumah mereka.

Baik kaum wanita dan pria akan menunjuk siapa ketua suku mereka sekaligus membuat aturan hidup sederhana yang harus dijalani oleh masing-masing keluarga.

Tokoh yang dipilih sebagai ketua suku akan bertugas sebagai komando dari semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Peristiwa inilah yang dianggap menjadi cikal bakal munculnya strata sosial dalam sebuah komunitas masyarakat kecil.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam merupakan salah satu ciri khas dari masa ini.

Pembagian kerja ini mencerminkan perkembangan kecerdasan, keterampilan, dan kepercayaan manusia pada masa tersebut.

Pembagian kerja ini juga berpengaruh terhadap munculnya strata sosial dalam komunitas masyarakat kecil.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih dalam tentang bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan wanita pada masa bercocok tanam.

Baca Juga: Syarat Interaksi Sosial Dapat Tetap Terpenuhi Walaupun Kedua Belah Pihak Belum Pernah Bertemu Sebelumnya

Artikel Terkait