Penulis
Intisari-online.com -Subchan ZE adalah salah satu tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, namun jarang dikenal oleh masyarakat luas.
Ia adalah pengusaha sukses, intelektual, dan politisi yang berani menentang Partai Komunis Indonesia (PKI) dan rezim Orde Baru di bawah Soeharto.
Subchan ZE lahirdi Kepajen Malang, padatanggal 22 Mei 1931.
Ayahnya H Rochlan Ismail, adalah mubaligh, pedagang, dan pengurus Muhammadiyah di Malang. Sedangkan ibunya pengurus Aisyiyah.
Sebagai generasi muda NU yang berhasil di bidang ekonomi, Subchan telah mengurus perusahaan rokok “Cap Kucing” sejak berumur 14 tahun. Dia juga sering pergi ke Singapura untuk menjual ban mobil dan truk, cengkeh dan cerutu ketika berumur 15 tahun.
Ketika Solo diduduki oleh Belanda, dia menugaskan adik-adiknya untuk menjajakan cerutu, roti dan permen kepada tentara Belanda. Setelah menjadi dewasa, dia memilih tinggal di Semarang dan mendirikan perusahaan ekspor dan impor.
Subchan ZE menempuh pendidikan di Madrasah Nahdlatul Ulama (MNU) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia juga aktif di organisasi-organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Sejak muda, Subchan ZE sudah menunjukkan bakat sebagai pengusaha.
Ia berhasil membangun bisnis di bidang tekstil, perkebunan, perbankan, dan perdagangan.
Subchan ZE dikenal sebagai pengusaha yang jujur, profesional, dan peduli terhadap kesejahteraan karyawan dan masyarakat.
Subchan ZE tidak hanya sukses di bidang bisnis, tetapi juga di bidang intelektual dan politik.
Baca Juga: Sosok Ini Bongkar Perasaan Bung Karno Saat Tahu Terjadi Pembantaian Massal Setelah Peristiwa G30S
Iamenjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada tahun 1966-1968.
Subchan ZE adalah tokoh yang berani mengkritik PKI dan Soeharto.
Ia menolak ideologi komunisme yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Selepas pemberontakan PKI pada tahun 1965 dipadamkan, Subchan tidak berhenti berjuang.
Ia terus bersikap kritis untuk memperjuangkan apa yang diyakininya, meskipun lawan yang dihadapi adalah Rezim Orde Baru.
Juga menentang kebijakan-kebijakan Orde Baru yang otoriter, korup, dan nepotis.
Ia menjadi salah satu pendukung gerakan mahasiswa tahun 1966 yang menuntut Soeharto untuk menghormati Supersemar.
Nama Subchan kemudian dihapus dari sejarah oleh rezim Orde Baru. Buku-buku tentang Subchan ZE dilarang beredar.
Makamnya tidak dipelihara dengan baik. Bahkan, nama jalan yang semula menghormati Subchan ZE di Klaten diganti dengan nama lain oleh pemerintah daerah.
Subchan ZE adalah salah satu tokoh muda NU yang dihapus sejarah karena melawan PKI dan rezim Orde Baru.
Padahal, ia adalah sosok yang memiliki banyak prestasi dan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
Ia pantas mendapat tempat yang lebih baik dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia.