Tiba-tiba pengasuhnya memanggil.
"Putri, hari ini tidak boleh sekolah karena kabar dari Detasemen Kawal Pribadi ada jenderal yang diculik," kata dia.
Sejak kecil Sukmawati dipanggil dengan nama Putri oleh pengasuhnya, bukan dengan nama aslinya.
Suasana pagi itu begitu sepi dan mencekam.
Dia mengintip dari jendela, tidak ada satu pun ajudan Bung Karno yang berkumpul di Istana.
Dia justru melihat di pagar Istana ada sekumpulan tentara siap tempur dengan seragam PDL (Pakaian Dinas Lapangan).
"Kok aneh," pikirnya, karena hari itu tidak ada perayaan kenegaraan apa pun.
"Ah mungkin karena ada jenderal yang diculik."
Kemudian Sukmawati melihat ada seorang tentara membawa pistol di halaman istana, juga ada truk tentara.
Aneh, padahal tidak boleh ada truk dan senjata api di lingkungan istana.
Hanya ajudan Bung Karno saja yang boleh membawa senjata di Istana.
Keadaan semakin mencekam.