Sering Merenggut Nyawa, Inilah Fakta-fakta Tentang Jalan Cadas Pangeran, Ada Kuburan Massal Zaman Kompeni

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Jalan Cadas Pangeran yang menghubungkan Bandung-Cirebon dikenal karena sering terjadi kecelakaan. Beragam mitos dipercaya sebagai penyebabnya.

Jalan Cadas Pangeran yang menghubungkan Bandung-Cirebon dikenal karena sering terjadi kecelakaan. Beragam mitos dipercaya sebagai penyebabnya.

Intisari-Online.com -Jalan Cadas Pangeran masih diselimuti misteri hingga sekarang.

Pertanyaan seputar kenapa sering terjadi kecelakaan di jalur ini masih belum bisa dijawab dengan terang-benderang.

Selain itu, banyak pula yang mengaitkan kecelakaan-kecelakaan yang pernah terjadi di sana dengan mitos dan mistik.

Pada 2021 lalu, seorang pria bernama Yana Supriatna, warga Sumedang, dikabarkan hilang secara misterius di Jalan Cadas Pangeran.

Sebelum hilang, Yana sempat kirim pesan suara ke istrinya.

Saat itu ia mengatakan sedang beristirahay di masjid di wilayah Simpang, Pamulihan, Sumedang.

Peristiwa tersebut membuat jalan Cadas Pangeran menjadi perhatian masyarakat.

Ternyata jalan yang dibangun sejak 200 tahun lalu itu tak bisa dilepaskan dari Kota Sumedang.

Cadas Pangeran berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Sumedang Selatan.

Bahkan "Cadas Pangeran" ada di penggalan lirik lagu berjudul Sumedang yang dipopulerkan musisi Pop Sunda Doel Sumbang.

Jalan ini ternyata dibangun Daendels 200 tahun lalu.

Cadas Pangeran dibangun sekitar tahun 1808 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Ketika itu Daendels berambisi untuk membangun akses jalan penghubung di Pulau Jawa yakni dari Anyer sampai Panarukan.

Jalan tersebut melintas dari barat Jawa hingga Jawa bagian timur.

Budayawan Sumedang Tatang Sobana mengatakan saat di Sumedang, pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer terhalang gunung yang materialnya adalah batuan cadas.

Namun untuk menyelesaikan jembatan gantung di jalur tersebut, Daendles mengerahkan ribuan pekerja yang mayoritas adalah warga Sumedang.

Mereka bekerja secara rodi selama setahun untuk menyelesaikan jembatan gantung untuk proyek ambisius Daendles.

Tak hanya warga Sumedang, ribuan warga yang mmebangun jembatan gantung di wilayah tersebut juga berasal dari Garut, Tasikmalaya, Subang dan Indramayu.

Mereka bekerja secara rodi di bawah pengawasan prajurit kompeni.

Namun ribuan pekerja itu tewas karena kelaparan dan wabah penyakit malaria.

Bukti adanya korban ribuan pekerja tersebut adalah keberadaan kuburan massal yang terletak di atas jembatan Cadas Pangeran.

Bupati Sumedang ketika itu, Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata XI, marah besar karena sistem kerja paksa yang mengorbankan rakyatnya.

Ia kemudian menemui Gubernur Daendles.

Saat itu Daendles mendatangi Pangeran Kornel untuk mengajaknya berjabatan tangan.

Sang Pangeran kemudian menerima jabatan tangan Daendles dengan tangan kiri.

Sementara tangan kanannya hendak menghunus keris di pinggan bagian kanan.

Ini yang membuat bangga, karena Pangeran Kornel tidak gentar meskipun yang dihadapinya saat itu merupakan Jenderal Belanda yang dikenal bengis.

Momen itu diabadikan dalam bentuk monumen yang disimpan di pintu masuk Jalan Cadas Pangeran dari arah Bandung menuju Sumedang.

Tahun 1995, sempat terjadi longsor besar di kawasan jalur Jalan Cadas Pangeran.

Tatang mengaku melihat langsung longsoran dari tebing. Saat itu Jalan Cadas Pangeran sempat ditutup selama berbulan-bulan.

Sejak longsoe besar tersebut, wilayah Cadas Pangeran menjadi daerah rawan longsor hingga saat ini.

"Longsor kembali terjadi tahun 2000, tapi tidak sebesar longsor pertama kali itu. Hanya saja, hingga sekarang jadi rawan longsor, mungkin karena mobilitas kendaraan dari Cirebon ke Bandung maupun sebaliknya terus meningkat seiring perkembangan ekonomi," tutur dia.

Mitos Cadas Pangeran

Cadas Pangeran juga dikaitkan dengan berbagai mitos dan mistik, salah satunya adalah keberadaan sosok tiga siluman dalam trisula.

Konon katanya, jalan Cadas Pangeran bisa kokok berdiri lantaran adanya trisula yang menyangga lereng di mana jalan itu berada.

Trisula tersebut disebut dihuni oleh tiga siluman: siluman ular, siluman kera, dan siluman harimau.

Di salah satu bagian Jalan Cadas Pangeran juga ada pipa bambu yang mengalirkan air yang cukup jernih.

Konon, itu adalah air keramat yang diyakini berkhasiat dan bisa menyembuhkan beragam penyakit.

Katanya juga, di sekitar air itu kerap muncul ular raksasa.

Pernah ada seorang sopir yang mengalami kecelakaan lantaran mencoba menghindari ular tersebut.

Ular itu katanya tinggal di dasar jurang di pinggir Jalan Cadas Pangeran, yang akan memakan mayat korban kecelakaan.

Di Jalan Cadas Pangeran juga ada cerita tentang sosok wanita dengan kepala melayang.

Itulah beberapa mitos yang dipercaya berkait dengan keberadaan Jalan Cadas Pangeran, jalan penghubung antara Bandung dan Cirebon yang sering menelan korban kecelakaan.

Artikel Terkait