Find Us On Social Media :

Kisah Rp14 Miliar untuk Merdeka, Sumbangan Rakyat Bangka untuk Republik Indonesia yang Terlupakan Sejarah

By Afif Khoirul M, Selasa, 1 Agustus 2023 | 19:00 WIB

Ilustrasi - Kemerdekaan Indonesia.

Intisari-online.com - Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para menteri yang diasingkan di Bangka kembali ke Yogyakarta setelah menandatangani Perjanjian Roem-Royen dengan Belanda.

Sebelumnya, mereka mengadakan perpisahan dengan rakyat Bangka yang telah memberikan dukungan moral dan materi selama masa pengasingan mereka.

Salah satu bentuk dukungan rakyat Bangka adalah sumbangan uang sebesar f.90.170,18 atau nilai sekarang kurang lebih setara dengan Rp14 miliar.

Uang itu diserahkan langsung kepada Sukarno di sebuah gedung di Jl. Balai, sekarang Jl. KH Hasan Basri, kantor Koramil, disaksikan 3.000 orang rakyat Bangka.

Dana itu didapat dari para dermawan, hasil pertunjukan amal, lelang barang, dan penjualan bunga oleh kaum perempuan muda serta ibu-ibu di Bangka.

Penggalangan dana ini dilakukan secara terang-terangan di hadapan pejabat dan tentara Belanda yang menduduki Bangka.

Sukarno sangat terkesan dengan apa yang dilakukan rakyat Bangka. Ia menyebut rakyat Bangka sebagai "Republiken Sejati" atau Republikan Sejati.

Sayangnya, peristiwa ini telah dilupakan sejarah.

Padahal, sumbangan rakyat Bangka merupakan sumbangan terbesar dari rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bandingkan dengan sumbangan Sultan Siak yang sebesar 13 juta Gulden Belanda atau sumbangan Kesultanan Yogyakarta yang sebesar 6,5 juta Gulden Belanda.

Sumbangan rakyat Bangka juga menunjukkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang tinggi di tengah kondisi sulit dan tekanan penjajah.

Baca Juga: Dari Sekber Golkar Hingga Partai Golkar,Perjalanan Politik Golongan Karya di Indonesia