Find Us On Social Media :

Surabaya, Kota yang Dikorbankan Pakubuwono II untuk Menjaga Kekuasaannya

By Afif Khoirul M, Rabu, 26 Juli 2023 | 14:20 WIB

Kisah Pakubuwono II serahkan Surabaya pada Belanda untuk langgengkan kekuasaannya.

Intisari-online.com - Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Kota ini memiliki sejarah panjang dan penting dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa Surabaya pernah menjadi hadiah dari Pakubuwono II, raja Mataram kesembilan, kepada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), sebuah perusahaan dagang asal Belanda yang beroperasi di Asia.

Pakubuwono II adalah raja Mataram kesembilan yang memerintah tahun 1726-1742 dan menjadi raja pertama Surakarta yang memerintah tahun 1745-1749.

Ia merupakan kakak dari Pangeran Mangkubumi (kemudian bergelar Hamengkubuwana I) dan paman dari Pangeran Sambernyawa (kemudian bergelar Mangkunagara I).

Pakubuwono II dikenal sebagai raja yang memiliki hubungan yang akrab dengan VOC.

Pada tahun 1740, ia menandatangani Perjanjian Giyanti, yang mengakui kedaulatan VOC atas wilayah-wilayah pesisir Jawa dan memberikan hak monopoli perdagangan kepada VOC.

Perjanjian ini juga membagi kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Baca Juga: Kalah Perang Dari Mataram Islam, Jaka Tingkir Pun Kabur Ke Makam Keramat Untuk Berdoa Tapi Pintunya Terkunci

Pada tahun yang sama, terjadi peristiwa Geger Pecinan atau Tragedi Angke di Batavia.

Dalam peristiwa ini, ribuan orang-orang Cina di Batavia yang akan memberontak dibantai oleh VOC.

Mereka yang selamat dari pembantaian kemudian melarikan diri ke arah timur pesisir dan melakukan pemberontakan bersama-sama orang Jawa.