Sosok R. Aria Wiria Atmaja, Sang Pelopor Koperasi di Indonesia yang Berjuang Melawan Rentenir

Afif Khoirul M

Penulis

R. Aria Wiria Atmaja, sosok orang di balik sejarah koperasi di Indonesia.

Intisari-online.com -Koperasi adalah salah satu bentuk usaha bersama yang berlandaskan asas kekeluargaan dan berwatak sosial.

Koperasi di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan berliku, mulai dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan.

Salah satu tokoh yang berjasa dalam sejarah perkembangan koperasi di Indonesia adalah R. Aria Wiria Atmaja.

Ia adalah seorang Patih Purwokerto yang mendirikan koperasi pertama di Indonesia pada tahun 1886.

R. Aria Wiria Atmaja lahir pada tahun 1850 di Purwokerto, Jawa Tengah.

Ia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki hubungan dekat dengan Keraton Surakarta.

Kemudian menempuh pendidikan di sekolah raja-raja dan kemudian menjadi pegawai negeri di pemerintahan kolonial Belanda.

Ia menjabat sebagai Patih Purwokerto, yaitu pejabat setingkat bupati.

Sebagai Patih, ia memiliki tanggung jawab untuk mengurus urusan pemerintahan, keamanan, dan kesejahteraan rakyat di wilayahnya.

Karena melihat banyak pegawai negeri dan rakyat biasa yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan ekonomi akibat sistem perpajakan dan perkebunan yang tidak adil dari pemerintah kolonial.

Banyak dari mereka yang terpaksa meminjam uang dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi dan tidak mampu membayarnya.

Baca Juga: 20 Contoh Pesan dan Kesan untuk Kakak OSIS saat MPLS, Bikin Sosok Senior Tersentuh

R. Aria Wiria Atmaja merasa prihatin dengan kondisi tersebut dan ingin membantu rakyatnya untuk lepas dari jeratan rentenir.

Ia terinspirasi oleh konsep koperasi yang diperkenalkan oleh Robert Owen, seorang filantrop Skotlandia yang mengembangkan sistem ekonomi sosialis di Eropa.

Ia kemudian mendirikan sebuah bank khusus untuk pegawai negeri di Purwokerto pada tahun 1886 dengan nama Hulp en Spaarbank atau Bank Pertolongan dan Tabungan.

Bank ini merupakan cikal bakal koperasi pertama di Indonesia, karena memiliki prinsip-prinsip dasar koperasi, yaitu keanggotaan sukarela, pengelolaan demokratis, pembagian sisa hasil usaha secara adil, dan pendidikan koperasi bagi anggota.

Bank ini juga memberikan pinjaman kepada anggotanya dengan bunga yang rendah dan terjangkau, serta memberikan bantuan kepada anggota yang mengalami kesulitan.

R. Aria Wiria Atmaja tidak hanya mendirikan bank koperasi, tetapi juga berusaha mengembangkan usaha-usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti pabrik gula, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik batik, dan pabrik rokok.

Ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik, seperti Boedi Oetomo, Serikat Islam, dan Partai Nasional Indonesia.

R. Aria Wiria Atmaja meninggal pada tahun 1939 di usia 89 tahun.

Ia meninggalkan warisan berupa semangat koperasi yang terus berkembang di Indonesia hingga saat ini.

Kemudian diakui sebagai salah satu pelopor koperasi di Indonesia dan namanya diabadikan sebagai nama jalan di beberapa kota besar di Indonesia.

Baca Juga: Mengungkap Ajaran Sesat Sosok Panjing Gumilang yang Menyimpang dari Ajaran Islam

Artikel Terkait