2 Contoh Teks Khutbah Idul Adha Keteladanan Nabi Ibrahim dalam Peristiwa 'Pengorbanan' Nabi Ismail

Ade S

Penulis

Ilustrasi Idul Adha. Berikut ini Khutbah Idul Adha keteladanan Nabi Ibrahim.

Intisari-Online.com -Idul Adha adalah salah satu hari raya umat Islam yang memiliki makna penting dan mendalam.

Di hari ini, kita mengenang kisah pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan keluarganya yang patuh dan tunduk kepada perintah Allah Swt.

Dalam artikel ini, kita akan membahas 2 contoh khutbah singkat untuk Idul Adha dengan tema keteladanan Nabi Ibrahim as.

Khutbah Pertama: Kurban sebagai Perwujudan Takwa

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, yang telah memberi kita kesempatan untuk merayakan Idul Adha. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, yang telah mencontohkan kepada kita bagaimana cara berkorban dengan ikhlas dan tulus.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Idul Adha adalah hari raya kurban, yaitu hari raya yang mengajarkan kita untuk mengorbankan harta dan jiwa kita di jalan Allah swt. Kurban adalah salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah swt, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهِ وَأَشْعَارِهِ وَأَظْلافِهِ وَإِنَّ الدَّمَ لَيُسُقُطُ مِنْ عِنْدِ اللهِ بِمَكانٍ قَبْلَ أَنْ يُسْقُطُ مِنْ الأرْضِ فَطِيبُوا بِها نفسًا

"Tidak ada amalan seorang anak Adam pada hari penyembelihan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah (sembelihan). Sesungguhnya pada hari kiamat nanti sembelihan itu akan datang dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah itu benar-benar sampai ke sisi Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka hendaklah kalian bersenang hati dengannya." (HR. Tirmidzi)

Kurban adalah perwujudan takwa kita kepada Allah swt, yaitu ketundukan dan ketaatan kita kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kurban adalah pengorbanan kita untuk mengikuti sunnah Nabi Ibrahim as, yang rela menyembelih putra kesayangannya, Ismail as, demi memenuhi perintah Allah swt. Kurban adalah pembuktian kita bahwa kita mencintai Allah swt lebih dari segala sesuatu, termasuk harta dan keluarga kita.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat: 3 Hikmah Ibadah Qurban dalam Peristiwa Idul Adha

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Mari kita ambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim as dan putranya Ismail as, yang merupakan teladan utama dalam ibadah kurban. Ketika Nabi Ibrahim as bermimpi diperintahkan oleh Allah swt untuk menyembelih putranya Ismail as, beliau tidak ragu-ragu untuk melaksanakannya. Beliau pun meminta izin kepada putranya Ismail as, yang saat itu masih berusia 13 tahun. Subhanallah, apa jawaban Ismail as? Beliau berkata:

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

"Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. Ash-Shaffat: 102)

Inilah sikap anak yang shalih, yang taat dan patuh kepada bapaknya, dan yang lebih penting lagi, taat dan patuh kepada Allah swt. Ismail as tidak menolak, tidak menangis, tidak melarikan diri, tidak mengeluh, tidak meminta belas kasihan, tidak menyesali nasibnya. Beliau hanya berserah diri kepada Allah swt, dan bersabar atas ujian yang diberikan kepada dirinya.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Ketika Nabi Ibrahim as dan Ismail as telah siap untuk melaksanakan perintah Allah swt, maka Allah swt pun mengganti Ismail as dengan seekor domba yang besar. Allah swt berfirman:

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْناهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

"Dan Kami pun berseru kepadanya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anaknya itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. Ash-Shaffat: 104-107)

Inilah rahmat Allah swt yang melimpah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Allah swt tidak akan menyia-nyiakan amal baik mereka, bahkan akan memberi mereka pahala yang berlipat ganda. Allah swt juga tidak akan menguji mereka melebihi kemampuan mereka, bahkan akan memberi mereka kemudahan dan pertolongan.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Baca Juga: Tinggal Baca, Contoh Teks Khutbah Idul Adha 1444 H, Singkat dan Padat untuk Mengenang Peristiwa di Atas Jabal Qurban

Dari kisah Nabi Ibrahim as dan Ismail as ini, kita dapat mengambil tiga pelajaran utama, yaitu:

1. Pertama, kita harus memiliki keimanan yang kuat kepada Allah swt, dan bersedia untuk mengorbankan apa saja di jalan-Nya. Kita harus meyakini bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah swt, dan kita hanya sebagai pengurus sementara. Kita harus meyakini bahwa apa yang diperintahkan oleh Allah swt adalah untuk kebaikan kita, dan apa yang dilarang oleh Allah swt adalah untuk menjaga kita dari keburukan.

2. Kedua, kita harus memiliki ketaatan yang tinggi kepada Allah swt, dan menjalankan perintah-Nya dengan segera dan tanpa ragu-ragu. Kita harus mencontoh Nabi Ibrahim as dan Ismail as, yang tidak menunda-nunda atau mencari alasan untuk tidak melaksanakan perintah Allah swt. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad saw, yang bersabda:

إِذا أُمِرْتُ بِشيءٍ فعلتُهُ ما اسْتطعت

"Apabila aku diperintahkan untuk melakukan sesuatu, maka aku lakukan sebatas kemampuanku." (HR. Bukhari)

3. Ketiga, kita harus memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt. Kita harus mencontoh Ismail as, yang bersabar atas ujian yang sangat berat, yaitu hampir saja disembelih oleh bapaknya sendiri. Kita harus mencontoh Nabi Muhammad saw, yang bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كفّر الله بها من خطاياه

"Tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu kesusahan, kesakitan, kegelisahan, kedukaan, dan gangguan (bahkan) sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Mari kita tingkatkan keimanan, ketaatan, dan kesabaran kita kepada Allah swt. Mari kita laksanakan ibadah kurban dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan syariat. Mari kita salurkan daging kurban kita kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama di masa pandemi ini. Mari kita jadikan Idul Adha ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri kita sebagai hamba Allah swt yang beriman dan bertakwa.

Akhirul kalam, wa billahi at-taufiq wal hidayah. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca Juga: Ini Contoh Khutbah Idul Adha Dengan Tema Pengorbanan Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail AS

Khutbah Kedua: Kurban dan Kelekatan Sosial di Tengah Pandemi

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju cahaya.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Idul Adha adalah hari raya kurban, yaitu hari raya yang mengajarkan kita untuk berbagi dan bersedekah dengan harta kita di jalan Allah swt. Kurban adalah salah satu ibadah yang paling mulia dan bermanfaat, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

ما عمل ابن آدم يوم النحر أحب إلى الله من إهراق الدم، وإنه ليأتي يوم القيامة بقرونه وأشعاره وأظلافه، وإن الدم ليسقط من عند الله بمكان قبل أن يسقط من الأرض، فطيبوا بها نفسا

"Tidak ada amalan seorang anak Adam pada hari penyembelihan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah (sembelihan). Sesungguhnya pada hari kiamat nanti sembelihan itu akan datang dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah itu benar-benar sampai ke sisi Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka hendaklah kalian bersenang hati dengannya." (HR. Tirmidzi)

Kurban adalah salah satu bentuk kepedulian sosial kita kepada sesama muslim, terutama kepada fakir miskin dan dhuafa. Kurban adalah salah satu cara untuk menyebarkan kasih sayang dan kebahagiaan di antara umat Islam. Kurban adalah salah satu sarana untuk mengikat ukhuwah islamiyah dan mempererat persaudaraan di kalangan muslimin.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Mari kita ambil pelajaran dari kisah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya, yang merupakan teladan utama dalam ibadah kurban. Ketika Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, beliau mendirikan masjid dan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau juga mengajarkan mereka untuk berkorban dengan harta mereka di jalan Allah swt. Diriwayatkan bahwa pada hari raya Idul Adha, Nabi Muhammad saw menyembelih dua ekor domba, satu untuk dirinya sendiri dan keluarganya, dan satu lagi untuk orang-orang yang tidak mampu berkorban. Beliau bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلّانا

"Barangsiapa yang mampu berkorban tetapi tidak melakukannya, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Para sahabat Nabi Muhammad saw pun mencontoh beliau dalam berkorban dengan harta mereka. Diriwayatkan bahwa pada suatu tahun, Umar bin Khattab ra menyembelih seekor unta, Abu Bakar ra menyembelih seekor sapi, dan Ali bin Abi Thalib ra menyembelih seekor domba. Mereka semua membagikan daging kurban mereka kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama kepada para fakir miskin dan dhuafa.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Dari kisah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya ini, kita dapat mengambil tiga pelajaran utama, yaitu:

1. Pertama, kita harus memiliki rasa syukur kepada Allah swt atas nikmat harta yang telah diberikan kepada kita. Kita harus menyadari bahwa harta kita adalah amanah dari Allah swt, yang harus kita gunakan dengan baik dan benar. Kita harus menyadari bahwa harta kita adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, bukan untuk menjauhkan diri dari-Nya.

2. Kedua, kita harus memiliki rasa tanggung jawab kepada sesama muslim, terutama kepada fakir miskin dan dhuafa. Kita harus menyadari bahwa mereka adalah saudara-saudara kita dalam Islam, yang berhak mendapatkan bantuan dan perhatian dari kita. Kita harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari umat Islam, yang harus kita sayangi dan bahagiakan.

3. Ketiga, kita harus memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara umat Islam. Kita harus menyadari bahwa kita adalah satu tubuh, jika satu anggota sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya. Kita harus menyadari bahwa kita adalah satu jamaah, jika satu anggota senang maka seluruh jamaah akan merasakan kegembiraannya.

Saudara-saudari sekalian yang dirahmati Allah,

Mari kita tingkatkan rasa syukur, tanggung jawab, dan kebersamaan kita kepada Allah swt dan sesama muslim. Mari kita laksanakan ibadah kurban dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan syariat. Mari kita salurkan daging kurban kita kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama di masa pandemi ini. Mari kita jadikan Idul Adha ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri kita sebagai hamba Allah swt yang bermurah hati dan berjiwa sosial.

Akhirul kalam, wa billahi at-taufiq wal hidayah. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Demikianlah artikel pendek dengan judul “2 Contoh Khutbah Singkat untuk Idul Adha dengan Tema Keteladanan Nabi Ibrahim” yang saya buat berdasarkan hasil pencarian web. Semoga memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Baca Juga: 20 Contoh Ucapan Idul Adha 2023 Bahasa Inggris, Mengenang Peristiwa Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Artikel Terkait