Find Us On Social Media :

Sebanyak 25 UMKM Presentasikan Inovasi Produk Berbasis Alam di Festival Lestari 5

By Yussy Maulia, Sabtu, 24 Juni 2023 | 19:22 WIB

Produk milik 25 pelaku UMKM Sigi yang dipamerkan di Festival Lestari 5

“Alhamdulillah, Pipikoro Coffee asli dari Sigi cukup diterima oleh pasar. Bukan hanya di pasar lokal, tapi juga pasar nasional, terutama ke Jawa. Saat ini, melalui jaringan yang ada, kami mencoba untuk menembus pasar internasional,” ujar Harri.

Pengalaman mengembangkan unit usaha juga diceritakan oleh Yeni, seorang pengurus kelompok perempuan Banggele di Desa Bunga, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Bersama 10 anggota kelompok, Yeni berhasil melahirkan inovasi produk kecap rempah.

Baca Juga: Desa Wayu, Surga Paralayang dengan Pemandangan yang Sangat Indah

“Bahan (rempah)nya sangat banyak di desa kami. Pembuatan juga melibatkan anggota kelompok yang akan diupah setelah kecap rempahnya laku,” jelas Yeni dalam presentasinya di forum tersebut.

Tak selesai pada kecap rempah, Yeni dan anggota kelompok perempuan Banggele juga memanfaatkan tempurung buah kemiri untuk dijadikan bahan pembuatan pupuk organik.

“Omzet kami baru bisa mencapai satu juta rupiah setiap bulan. Meski masih kecil, tapi kami berusaha untuk meingkatkannya dan melibatkan lebih banyak lagi perempuan bergabung dalam kelompok,” kata Yeni.

Yeni pun berharap, dengan adalanya Festival Lestari, kelompoknya dapat bermitra untuk meningkatkan skala usaha.

Baca Juga: Pemkab Sigi Jadikan Festival Lestari Momen untuk Perkuat Komitmen Sigi Hijau

Sementara itu, Koperasi Agroindustri Omu yang terletak di Desa Omu, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi memaparkan produk unggulan hasil inovasinya, yakni Coklat Pak Tani.

Menurut salah satu pengurus Koperasi Agroindustri Omu, Astrid, koperasi yang beranggotakan 20 orang petani di wilayah itu didirikan pada 11 Juni 2021.

“Visi kami tidak sekedar membuat produk turunan cokelat yang banyak terdapat di desa kami, tetapi sekaligus melestarikan alam, mengangkat cokelat sebagai komoditas yang bisa diberi sentuhan inovasi, memanfaatkan lahan kosong dengan tanaman cokelat, dan memberi nilai tambah bagi petani cokelat,” ujar Astrid.

Disebutkan oleh Astrid, Coklat Pak Tani pun tidak menggunakan unsur kimia dalam produksinya. Produk ini juga sudah memiliki sertfikat halal dan sertifikat keamanan pangan.

“Koperasi kami bahkan sudah mengembangkan sedikitnya enam varian produk turunan cokelat, yakni, cokelat original, kacang tanah, keju, kelapa dan bubuk,” ungkap Astrid.

(Kontributor Foto: Joshua Marunduh/Teks: Basri Marzuki)