Penulis
Lionel Messi menderita GHD alias Growth Hormone Deficiency. Kini kemungkin besar tak main saat Indonesia vs Argentina.
Intisari-Online.com -Kemungkin besar Lionel Messi tak ikut dalam rombongan tim Argentina yang akan melawan timnas Indonesia.
Tak hanya Leo Messi, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi juga kemungkinan besar tak hadir.
Di luar rumor ketidakhadirannya di Indonesia, menyimak perjalanan hidup Lionel Messi tetaplah inspiratif.
Bagaimapun juga, dulu Messi pernah divonis menderita gangguan pertumbuhan langka Growth Hormone Deficiency.
Ketika itu Messi masih berusia 11 tahun.
Gangguan pertumbuhan ini dikenal juga dengan nama dwarfisme atau dwarfisme hipofisis karena membuat tubuh penderitanya cebol seperti kurcaci.
Penderita GHD memiliki perawakan pendek yang tidak normal dengan proporsi tubuh yang juga kurang normal akibat kurangnya jumlah hormon pertumbuhan di tubuhnya.
Messi didiagnosis gangguan perkembangan tersebut ketika masih bermain bola di Argentina.
Saat itu Messi membutuhkan perawatan berupa suntikan hormon setiap hari yang harga mahal.
Keluarganya tak mampu menanggung biayanya.
Dia kemudian dikontrak oleh Barcelona di usia 13 tahun termasuk ketentuan jika klub Spanyol itu akan membiayai pengobatan penyakitnya itu.
Apa itu Growth Hormone Deficiency (GHD)?
Growth Hormone Deficiency (GHD) adalah gangguan tumbuh kembangan yang bisa dialami ketika dilahirkan (kongenital) atau muncul saat proses perkembangan seseorang.
GHD bisa dialami oleh bayi, anak-anak maupun orang dewasa.
GHD juga bisa terjadi apabila kelenjar pituitari memproduksi terlalu sedikit hormon pertumbuhan.
Pemicu lainnya adalah cacat genetik, cedera otak parah, atau lahir tanpa kelenjar pituitari.
Namun ada juga kasus GHD yang penyebabnya tidak bisa dijelaskan meskipun dampaknya sangat nyata.
Terkadang, GHD dapat dikaitkan dengan kadar hormon lain yang lebih rendah.
Seperti vasopresin (yang mengontrol produksi air dalam tubuh), gonadotropin (yang mengontrol produksi hormon seks pria dan wanita), tirotropin (yang mengontrol produksi hormon tiroid).
Atau hormon adrenokortikotropik (yang mengontrol kelenjar adrenal dan hormon terkait).
Hormon pertumbuhan berfungsi meningkatkan pertumbuhan pada anak-anal termasuk kekuatan otot dan tulang serta distribusi lemak tubuh.
Growth Hormone Deficiency tergolong masalah kesehatan yang langka karena hanya terjadi pada satu dari 4.000-10.000 anak.
Ada tiga jenis utama growth hormone deficiency (GHD), antara lain:
- GHD bawaan: GHD bawaan berarti terjadi sejak lahir karena mutasi (perubahan) genetik atau masalah struktural di otak bayi.
- Acquired GHD: Jenis GHD ini terjadi di masa pertumbuhan setelah kelahiran akibat kerusakan kelenjar pituitari. Anak-anak dan orang dewasa berisiko mengalami hal ini.
- GHD idiopatik: Dalam dunia medis, "idiopatik" berarti tidak ada penyebab yang diketahui yang menjelaskan jika beberapa kasus GH tidak memiliki penyebab yang tidak diketahui.
Defisiensi hormon pertumbuhan juga dikategorikan berdasarkan usia penderitanya.
Ini memiliki gejala dan proses diagnosis yang berbeda jika penderitanya seorang anak atau orang dewasa ketika kondisinya dimulai.
Gejala pada anak Lihat Foto Ilustrasi anak-anak.
Kekurangan hormon pertumbuhan pada bayi dan anak-anak bisa menyebabkan masalah tumbuh kembangnya.
Oleh sebab itu, orangtua perlu mengenali gejalanya sejak dini agar anak bisa mendapatkan perawatan secepatnya.
Gejala utama GHD pada anak-anak adalah pertumbuhan tinggi badan yang lambat setiap tahun setelah anak berumur tiga tahun.
Jika dikalkulasikan, artinya anak tumbuh kurang dari 3,5 cm per tahun.
Gejala GHD lain pada anak-anak dan bayi, antara lain:
- Wajah yang tampak lebih muda dari yang diharapkan untuk usia mereka.
- Pertumbuhan rambut dan kuku terganggu.
- Perkembangan gigi tertunda.
- Pubertas tertunda.
- Kadar gula darah rendah (hipoglikemia) pada bayi dan balita.
- Penis yang sangat kecil (micropenis) pada bayi laki-laki