Find Us On Social Media :

Lima Kalimat Terlarang untuk Diucapkan di Kantor

By Mohamad Takdir, Kamis, 18 September 2014 | 12:00 WIB

Lima Kalimat Terlarang untuk Diucapkan di Kantor

Intisari-Online.com - Bertutur kata yang baik adalah norma yang umum di mana saja. Tidak hanya di rumah, namun juga di tempat kerja. Namun ada lima kalimat terlarang untuk diucapkan di kantor. Apa saja itu?

"Akan saya coba"Banyak orang beranggapan bahwa kata "coba" mengandung makna yang lebih sopan untuk merespon tanggung jawab baru. Nyatanya, kata "coba" justru mengindikasikan kurangnya rasa percaya akan kemampuan Anda sendiri. Bila Anda merespon dengan kalimat, "akan saya coba," untuk setiap permintaan atasan, Anda seakan memberi ruang pada kemungkinan adanya kegagalan. Saran dari website Adviceguide , lakukan saja perintah atasan dengan maksimal kemudian minta maaf bila Anda tidak berhasil melakukannya.

"Ini tidak adil"Tak semua situasi sehari-hari di kantor bisa berjalan adil. Bila ada hal yang Anda rasa tak adil, jangan langsung bertindak vokal dan melaporkan kepada atasan. Lebih baik analisis, di mana letak ketidakadilan perusahaan lalu pikirkan cara terbaik menyampaikannya. Persiapkan juga argumen yang akan Anda kemukakan karena kebanyakan perusahaan lebih mementingkan reputasi, nama baik, dan citra perusahaan ketimbang keadilan."Tidak bisa" atau "Tak mungkin" atau "Mustahil"Kalimat terlarang untuk diucapkan di kantor adalah mengucapkan ketidakmampuan. Seluruh kalimat tersebut bernada keputusasaan dan memberi kesan Anda sudah kehabisan ide untuk berpikir dan tak berusaha mencari solusi lain.

"Terserah"Menjawab atasan dengan kata "terserah" merupakan penghinaan. Pada dasarnya, kata "terserah" mencerminkan kejengkelan kepada lawan bicara saat diucapkan. "Terserah" dalam tingkat retoris juga bisa berarti merendahkan atasan dan pihak lain. Lebih baik Anda berikan jawaban tegas seperti "iya" atau "tidak" untuk memberi kesan teguh pendirian."Lihat nanti saja, ya!"Kalimat ini mengindikasikan penundaan keputusan tanpa batasan waktu yang jelas. Selain itu, kalimat di atas juga kerap digunakan sebagai kalimat pengganti rasa penyesalan akan keputusan yang telah dibuat namun tidak disepakati bersama.

Lima kalimat terlarang untuk diucapkan di kantor ini akan merusak dinamika kerja. Sebaiknya dihindari. (Kompas)