Penulis
Intisari-online.com - Dalam soal PKN kelas X halaman 152-153, memuat soal berjudul "Berikan analisismu atas konflik bernuansa suku dan agama yang pernah terjadi di Indonesia?"
Nah, kali ini Intisari Online akan mencoba membantu memberikan jawaban dari pertanyaan di atas.
Jawaban:
1. Konflik bernuansa suku dan agama di Indonesia seringkali dipicu oleh faktor ekonomi, yaitu adanya ketimpangan, persaingan, atau eksploitasi sumber daya antara kelompok-kelompok masyarakat.
Misalnya, konflik Sampit dan Sambas dipicu oleh ketidakpuasan suku asli terhadap dominasi ekonomi warga migran Madura yang dianggap mengambil lahan dan pekerjaan mereka.
2. Konflik bernuansa suku dan agama di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor politik, yaitu adanya kepentingan, manipulasi, atau provokasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin memperoleh keuntungan atau kekuasaan dari konflik tersebut.
Misalnya, konflik Poso dan Ambon dipengaruhi oleh adanya intervensi militer, pemerintah, partai politik, atau kelompok radikal yang ingin mengubah status quo atau menggiring opini publik.
3. Konflik bernuansa suku dan agama di Indonesia juga dipicu oleh faktor sosial, yaitu adanya prasangka, stereotip, atau diskriminasi antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda suku atau agama.
Misalnya, konflik Tolikara dipicu oleh adanya ketegangan antara umat Islam dan Kristen yang saling menyalahkan atas masalah pembangunan masjid dan gereja.
4. Konflik bernuansa suku dan agama di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor budaya, yaitu adanya perbedaan nilai, norma, adat, atau tradisi antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda suku atau agama.
Misalnya, konflik Poso dan Ambon dipengaruhi oleh adanya perbedaan cara beribadah, merayakan hari besar, atau menyelesaikan masalah antara umat Islam dan Kristen.
Soal :Apa manfaat yang dapat diambil dari kunjungan ke kelompok minoritas?
Jawaban:
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang keberagaman budaya, suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia.
Membangun rasa toleransi, penghargaan, dan kerjasama antara kelompok mayoritas dan minoritas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Menjalin hubungan persahabatan, komunikasi, dan interaksi yang harmonis dan saling menguntungkan antara kelompok mayoritas dan minoritas.
Mempelajari dan menghargai nilai-nilai, norma, adat, tradisi, dan kearifan lokal yang dimiliki oleh kelompok minoritas.
Mendorong partisipasi dan kontribusi kelompok minoritas dalam pembangunan nasional dan demokrasi.
Soal :Setelah kalian berkunjung ke kelompok minoritas, bagaimana persepsi kalian terhadap mereka?
Jawaban:
Saya menyadari bahwa kelompok minoritas adalah bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kelompok mayoritas.
Saya menghormati dan menghargai perbedaan budaya, suku, agama, dan ras yang ada di antara kelompok minoritas dan mayoritas.
Saya merasa terbuka dan bersedia untuk belajar dari kelompok minoritas tentang kekayaan dan keunikan budaya mereka.
Saya merasa terinspirasi dan termotivasi oleh kelompok minoritas yang tetap menjaga identitas, kepercayaan, dan nilai-nilai mereka meskipun berada dalam kondisi yang sulit atau tidak mendukung.
Saya merasa terlibat dan berkontribusi dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemberdayaan kelompok minoritas sebagai bagian dari keberagaman Indonesia.