Penulis
Intisari-Online.com -Penyebaran Islam secara luas dan mendalam di Nusantara baru terjadi pada abad ke-15 hingga ke-16 Masehi, berkat peran dari para Wali Songo.
Penyebaran tersebut bisa berjalan dengan baik, diklaim karena para Wali Songo menggunakan pendekatantadbir dan Adamul haraj.
Lalu, mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadbir dan Adamul haraj tersebut?
Untuk itulah artikel ini akan mengulas alasan para Wali Songo menggunakan kedua pendekatan tersebut saat menyebarkan Islam di Nusantara.
Tadbir
Tadbir berasal dari bahasa Arab yang berarti perencanaan, pengaturan, atau pengelolaan.
Dalam konteks dakwah, tadbir berarti pendekatan yang sistematis, bertahap, dan sesuai dengan kondisi masyarakat sasaran.
Tadbir juga berarti menghindari sikap keras, paksaan, atau konfrontasi yang dapat menimbulkan penolakan atau permusuhan.
Sebuahpendekatan pada dasarnya memang sesuai dengan ajaran Islam yang bersifat rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Salah satu contoh tadbir dalam dakwah Wali Songo adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang menggunakan budaya Jawa sebagai media dakwah.
Baca Juga: Alasan Wali Songo Pakai Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj dalam Berdakwah
Ia mengadaptasi seni wayang, gamelan, tembang, dan kesenian lainnya untuk menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa yang gemar akan hal-hal tersebut.
Ia juga menghormati adat istiadat dan tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan Islam, seperti sedekah bumi, ruwatan, atau slametan.
Dengan demikian, ia berhasil menarik simpati dan minat masyarakat Jawa untuk memeluk Islam.
Adamul haraj
Adamul haraj berasal dari bahasa Arab yang berarti tidak ada kesulitan atau kemudharatan.
Dalam konteks dakwah, Adamul haraj berarti pendekatan yang fleksibel, toleran, dan akomodatif terhadap kebutuhan dan situasi masyarakat sasaran.
Adamul haraj juga berarti mengutamakan hikmah, maslahat, dan kemaslahatan umat dalam menyampaikan ajaran Islam.
Inimerupakan pendekatan yang sesuai dengan prinsip Islam yang mudah (yusr) dan tidak menyulitkan (la yukallifullahu nafsan illa wus'aha).
Salah satu contoh Adamul haraj dalam dakwah Wali Songo adalah Sunan Giri. Sunan Giri dikenal sebagai wali yang menggunakan pendidikan sebagai media dakwah.
Ia mendirikan pesantren Giri di Gresik yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan di Nusantara. Ia juga mengirim murid-muridnya untuk berdakwah ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Ia tidak membeda-bedakan muridnya berdasarkan asal usul, suku, atau golongan. Ia juga tidak memaksakan syariat Islam secara kaku kepada masyarakat pribumi yang masih awam.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tadbir dan Adamul haraj yang digunakan oleh para Wali Songo dalam berdakwah adalah pendekatan yang bijaksana, cerdas, dan efektif.
Pendekatan tersebut menghargai keberagaman, kebudayaan, dan kepentingan masyarakat sasaran.
Selain itu, pendekatan tersebut juga mengedepankan sikap santun, ramah, dan persuasif dalam menyampaikan ajaran Islam.
Apalagi, pendekatan tersebut sejatinya sesuai dengan karakteristik Islam yang rahmatan lil alamin, yusr, dan la yukallifullahu nafsan illa wus'aha.
Oleh karena itu, pendekatan tadbir dan Adamul haraj dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi kita dalam berdakwah di zaman sekarang.
Demikianlah penjelasan tentang mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadbir dan Adamul haraj. Semoga menambah wawasan Anda.
Baca Juga: Mengapa Para Wali Songo dalam Berdakwah Menggunakan Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj?