Find Us On Social Media :

Suka Menolong Warga Miskin Yang Ditindas Penjajah, Sosok Ini Disebut Sebagai Robin Hood Dari Betawi

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 20 Mei 2023 | 08:17 WIB

Inggris punya Robin Hood, rakyat Betawi punya Si Pitung, pembela rakyat jelata dari penindasan pejabat korup dan penjajah Belanda.

"Di pesantren, ia mendapatkan banyak hal. Selain mendapat ilmu agama, Pitung juga dibekali ilmu bela diri," ungkap Sukardi dalam bukunya.

Selepasnya menimbu ilmu di pesantren, Si Pitung kembali ke kampungnya.

Dia mulai berhadapan dengan preman kampung yang hendak merampas harta bendanya.

Dia berhasil mempraktikan bela dirinya tersebut.

Kehebatan Si Pitung melawan segerombolan perampok membuat mereka terkesima terhadap kehebatan Si Pitung.

Gerombolan penjahat itu kemudian menjadi pengikut-pengikut pertama Si Pitung.

Penindasan yang dilakukan para penjajah Belanda saat itu semakin membuat sulit kehidupan si Pitung dan masyarakat yang berada di sekitar Rawabelong.

"Pitung dengan kawanannya, mulai mencuri harta kaum penjajah untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar," jelasnya.

Sejak saat itu Pitung dan gerombolannya menjadi buronan yang selalu dicari kaum penjajah.

Namun, aksi Pitung tidak mudah untuk ditaklukkan.

"Si Pitung tetap menjadi pendekar Betawi yang terus mendapatkan pujian dari masyarakat sekitarnya," tegasnya.

Pengalamannya bertahun-tahun menjadi pihak yang ditindas kebijakan penguasa, membuat Pitung menjadi sosok yang memiliki jiwa solidaritas tinggi.

"Mulai dari tetangga terdekatnya, ia kemudian membantu seluruh rakyat Betawi keluar dari kesulitannya," tulis Sukardi.

Masyarakat Betawi tentu lebih menganggap bahwa legenda Si Pitung punya nilai heroisme lebih ketimbang Robin Hood.

"Ia harus melawan kaum penjajah, sedangkan Robin Hood hanya menghadapi penindas sebangsanya," terangnya.

Kisah Pitung kemudian dikemas ke dalam beberapa versi, mulai dari film, komik hingga serial animasinya.

"Melegendanya si Pitung, heroismenya membuatnya dikenal sebagai kisah kepahlawanan paling sohor di kolong langit orang-orang Betawi," pungkasnya.

Margreet van Till secara tegas menulis dalam jurnal JSTOR berjudul "In Search of Si Pitung: The History of an Indonesian Legend" terbit 1996.

Dia menyebut bahwa legenda Si Pitung terkenal ketika pemerintahan Hindia-Belanda tengah berkuasa.

"Kemasyhurannya sebagai legenda pahlawan lokal, mendorong dibuatnya film Si Pitung pada tahun 1931, yang diproduseri oleh seorang Indo-Chinese, The Wong Brothers," ungkap van Till.