Penulis
Perang Dingin, salah satunya ditandai dengan ditandatanganinya Pakta Warsawa oleh negara-negara yang masuk Blok Timur pimpinan Uni Soviet.
Intisari-Online.com -14 Mei 1955, sebanyak sembilan negara menandatangani sebuah perjanjian yang kelak dikenal sebagai Pakta Warsawa.
Pakta Warsawa muncul sebagai respon atas integrasi Jerman Barat ke NATO melalui ratifikasi Perjanjian Paris.
Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955.
Bisa dibilang, Pakta Warsawa adalah tanda dimulainya sebuah era yang disebut sebagai Perang Dingin.
Perang Dingin merupakan sebutanuntuk sebuah periode terjadinya ketegangan politik dan militer antara Dunia Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya, dan dunia komunis yang dipimpin Uni Soviet.
Tak sekadar perang senjata, Perang Dingin merupakan perangideologi yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain.
Era ini berawalusaikeberhasilan Sekutu dalam mengalahkan Jerman Nazi di Perang Dunia II.
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II saling berebut pengaruh sebagai negara adidaya.
Mereka bersaing dalam bidangideologi, ekonomi, dan militer yang besar.
Uni Soviet, bersama dengan negara-negara di Eropa Timur yang didudukinya, membentuk Blok Timur.
Proses pemulihan pascaperang di Eropa Barat difasilitasi oleh program Rencana Marshall Amerika Serikat.
Untuk menandinginya, Uni Soviet kemudian juga membentuk COMECON bersama sekutu Timurnya.
Amerika Serikat membentuk aliansi militer NATO pada tahun 1949.
Lalu Uni Soviet juga membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955.
Di tengah perang ideologi dan pengaruh itu, ternyata ada beberapa negara kecil yang tidak memihak blok mana pun dan membuatGerakan Non-Blok.
Perang Dingin juga mengakibatkan ketegangan tinggi yang pada akhirnya memicu konflik militer regional seperti Blokade Berlin (1948–1949), Perang Korea (1950–1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin 1961, Krisis Rudal Kuba (1962), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Yom Kippur (1973), Perang Afganistan (1979–1989), dan penembakan Korean Air Penerbangan 007 oleh Soviet (1983).
Amerika Serikat dan Uni Soviet sejatinya tak saling berperang satu sama lain.
Mereka hanya terlibat secara tidak langsungmelalui persaingan militer, penyebaran ideologi dan pengaruh, memberikan bantuan kepada negara klien, spionase, kampanye propaganda secara besar-besaran, perlombaan nuklir, menarik negara-negara netral, bersaing di ajang olahraga internasional, dan persaingan teknologi seperti Perlombaan Angkasa.
Amerika Serikat dan Uni Soviet juga bersaing dalam berbagai perang proksi; di Amerika Latin dan Asia Tenggara, Uni Soviet membantu revolusi komunis yang ditentang oleh beberapa negara-negara Barat, Amerika Serikat berusaha untuk mencegahnya melalui pengiriman tentara dan peperangan.
Dalam rangka meminimalkan risiko perang nuklir, kedua belah pihak sepakat melakukan pendekatan détente pada tahun 1970-an untuk meredakan ketegangan politik.
Pada tahun 1980-an, Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanan diplomatik, militer, dan ekonomi terhadap Uni Soviet di saat negara komunis itu sedang menderita stagnasi perekonomian.
Pada pertengahan 1980-an, Presiden Soviet yang baru, Mikhail Gorbachev, memperkenalkan kebijakan reformasi liberalisasi perestroika ("rekonstruksi, reorganisasi", 1987) dan glasnost ("keterbukaan", ca. 1985).
Kebijakan ini menyebabkan Soviet dan negara-negara satelitnya dilanda oleh gelombang revolusi damai yang berakhir dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, dan pada akhirnya menyisakan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia.
Sejak itulah, Perang Dingin bisa dibilang berakhir.