Beda Dengan di Film, Beginilah Ratu Charlotte dan Raja George III di Dunia Nyata

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Raja George III dan Ratu Charlotte.

Intisari-online.com -Ratu atau Queen Charlotte dan Raja George III adalah pasangan kerajaan yang kisah cintanya diadaptasi menjadi serial Netflix berjudul Queen Charlotte: The Bridgerton Story.

Serial ini merupakan spin-off dari serial populer Bridgerton yang bercerita tentang kehidupan bangsawan Inggris pada abad ke-18.

Namun, seberapa akuratkah serial ini dalam menggambarkan fakta sejarah tentang hubunganRatuCharlotte dan Raja George III?Berikut adalah beberapa fakta yang perlu Anda ketahui:

1. Identitas rasialRatu Charlotte masih menjadi perdebatan.

Dalam serial Netflix,Ratu Charlotte digambarkan sebagai ratu berkulit hitam pertama di Inggris yang menghadapi diskriminasi dari para bangsawan kulit putih.

Hal ini didasarkan pada teori bahwa Queen Charlotte merupakan keturunan dari bangsawan Portugal yang berdarah Moor, yaitu keturunan Afrika di Eropa.

Teori ini didukung oleh beberapa potret Ratu Charlotte yang menunjukkan fitur wajah yang mirip dengan orang kulit hitam, seperti hidung dan mulut yang lebar.

Namun, teori ini tidak bisa dibuktikan secara pasti dan masih menjadi kontroversi di kalangan sejarawan.

2.Ratu Charlotte dan Raja George III menikah karena alasan politik.

Ratu Charlotte lahir dengan nama Princess Sophie Charlotte of Mecklenburg-Strelitz, putri dari adipati yang memerintah wilayah Jerman Utara1.

Pada tahun 1761, ia menikah dengan Raja George III yang merupakan raja Britania Raya dan Irlandia saat itu.

Pernikahan ini dilakukan karena alasan politik, yaitu untuk memperkuat hubungan antara Inggris dan Jerman yang merupakan sekutu melawan Prancis.

Keduanya tidak saling mengenal sebelum menikah dan baru bertemu pada hari pernikahan mereka.

3. Queen Charlotte dan Raja George III memiliki 15 anak.

Meskipun menikah karena alasan politik,Ratu Charlotte dan Raja George III dikatakan memiliki hubungan yang harmonis dan penuh cinta.

Mereka memiliki 15 anak, 13 di antaranya hidup sampai dewasa. Dua anak mereka yang naik takhta menjadi raja Inggris adalah George IV dan William IV.

Anak bungsu mereka, Adolphus Frederick, menjadi adipati Cambridge pertama dan merupakan leluhur dari Putera William dan Puteri Kate saat in4.

4. Raja George III menderita penyakit mental yang membuatnya tidak waras.

Salah satu konflik utama dalam serial Netflix adalah penyakit mental yang diderita oleh Raja George III yang membuatnya sering mengalami halusinasi, paranoia, kejang-kejang, dan kehilangan ingatan.

Penyakit ini diduga disebabkan oleh porfiria, yaitu gangguan metabolisme yang menyebabkan penumpukan zat kimia bernama porfirin dalam tubuh.

Penyakit ini membuat Raja George III tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai raja dan akhirnya digantikan oleh putranya, George IV, sebagai pemangku takhta pada tahun 18114.

5. RatuCharlotte adalah seorang ratu yang cerdas, dermawan, dan berpengaruh.

Meskipun hidup di tengah-tengah konflik politik dan keluarga,Ratu Charlotte tidak hanya menjadi istri dan ibu yang setia, tetapi juga seorang ratu yang cerdas, dermawan, dan berpengaruh.

Ia memiliki minat yang besar terhadap seni, budaya, ilmu pengetahuan, dan botani.

Ia mendukung banyak seniman, musisi, penulis, dan ilmuwan pada zamannya, seperti Mozart, Bach, Jane Austen, dan Sir Joseph Banks.

6. Ratu Charlotte meninggal dunia pada tahun 1818.

RatuCharlotte meninggal dunia pada 17 November 1818 di usia 74 tahun di Kew Palace, London. Ia meninggal karena komplikasi dari penyakit jantung dan radang paru-paru.

Ia dimakamkan di Kapel St George di Windsor Castle, di samping suaminya yang meninggal dua tahun kemudian.

RatuCharlotte dihormati sebagai salah satu ratu terbaik dalam sejarah Inggris yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan seni, budaya, ilmu pengetahuan, dan kesejahteraan rakyat.(*)

Artikel ini dibuat dengan bantuan AI

Baca Juga: Bikin Sosok Raja George III Jadi 'Gila', Inilah Porphyria, Penyakit yang Ditandai Urine Berwarna Biru

Artikel Terkait