Ben Mboi, Satu-satunya Sosok Dokter Yang Ikut Pasukan Terjun Payung Saat Operasi Trikora Di Papua Barat

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Dari 81 pasukan terjun payung yang diberangkatkan ke Papua Barat saat Operasi Trikora, ada seorang dokter bernama Ben Mboi.

Dari 81 pasukan terjun payung yang diberangkatkan ke Papua Barat saat Operasi Trikora, ada seorang dokter bernama Ben Mboi.

Intisari-Online.com -Pada 19 Mei 1962, sekitar 81 pasukan terjun payung berangkat ke wilayah Papua Barat dalam rangkaian Operasi Trikora.

Mereka diberangkatkan dari Bandar Udara Pattimura di Ambon.

Dari 81 penerjun itu, ada satu sosok yang berprofesi sebagai dokter.

Dialah Ben Mboi.

Kisah keikutsertaan Ben Mboi itu dia ceritakan dalam buku Biografi Ben Mboi: Dokter, Memoar Prajurit, Pamong Praja.

Di buku itu Ben Mboi menggambarkan detik-detik penerjunan.

Pada 24 Juni 1962 sekitar pukul03.00 dini hari, 24 Juni 1962, Ben melompat dari perut pesawat C-130 Hercules di atas belantara Papua.

Pasukan terjun payung itu mendarat di pucuk-pucuk pohon yang tingginya sekitar 20 meter.

Sebelumnya mereka sudah dibekali dengan tali khusus sehingga bisa turun.

Ben kemudian terpisah dari pasukan induk.

Dia bertemu dengan delapan rekannya.

Sementara seorang lagi hilang.

Mulailah petualangannya di belantara Papua.

Mereka menyadari mendarat sebelah barat sungai Moro. Seharusnya di sebelah Timur. Rapatnya hutan dan lebar sungai sangat jauh dengan yang ada di Jawa.

Mereka kemudian meneruskan perjalanan ke tepi barat Kali Moro yang sangat lebar.

Mereka menelusuri hutan hampir satu bulan lamanya.

Beberapa kali mereka bertemu penduduk setempat.

Ada yang membantu, ada juga yang berkhianat dan malah melapor pada Marinir Belanda.

Beberapa kali kelompok kecil ini terlibat baku tembak dengan Tentara Belanda.

Empat orang terluka dan terpaksa ditinggalkan.

Menjelang memasuki Merauke, kontak senjata makin sering terjadi.

Akhirnya Ben berhasil menemukan pasukan inti di bawah Kapten Benny Moerdani dan wakilnya Kapten Bambang Soepeno.

Tak lama, tercapailah gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia.

Tembak menembak pun berakhir dan digantikan perundingan di meja diplomasi.

Dalam operasi Naga tercatat 36 tewas dan 20 orang hilang.

Ben mengakui penerjunan di belantara Papua memang luar biasa.

Keberanian dan patriotisme membuat orang menjadi nekat bahkan gila.

Profil Ben Mboi

Ben Mboi lahir pada 22 Mei 1935 di Ruteng, Flores.

Sejak kecil meskipun dari keluarga yang berada, ia sudah diajar untuk berdisiplin oleh orangtuanya, Mathias Mboi dan Yohanna.

Dia diajarkan menjual makanan dari rumah ke rumah sambil bersekolah.

Setelah menamatkan pendidikan menengah pertama di tanah kelahirannya, Ben meneruskan pendidikan di Kota Malang.

Dari situ dia kemudian meneruskan pendidikan diFakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Di UI ia sempat menjabat ketua Perhimpunan Mahasiswa Kedokteran FKUI.

Enam tahun kemudian, ia dikirim ke pusat militer dan menjadi dokter militer.

Pada 1962, ia mendarat menggunakan parasut di hutan belantara Papua Selatan di bawah Komandan Benny Moerdani.

Berkat kinerja yang bagus, Letnan dokter Mboi dipromosikan menjadi Kapten.

Dia pun mencatatkan dirinya sebagai satu-satunya dokter dalam operasi tersebut.

Pada 1978, ia dipilih menjadi Gubernur NTT menggantikan El Tari.

Artikel Terkait