Bikin Rusia Ketar-ketir, Rencana Gila NATO, AS Dan Sekutu Ingin Bagi-bagi Nuklir, Bagaimana Nasib Indonesia?

Ervananto Ekadilla

Penulis

Bikin Rusia Ketar-ketir, Rencana Gila NATO, AS Dan Sekutu Ingin Bagi-bagi Nuklir, Bagaimana Nasib Indonesia?

Suar.ID -Bikin Rusia Ketar-ketir, Rencana Gila NATO, AS Dan Sekutu Ingin Bagi-bagi Nuklir, Bagaimana Nasib Indonesia?

NATO mengungkapkan, pada pesawat tempur buatan AS, bom nuklir akan dibagi-bagi dengan sebagian besar sekutu blok di Eropa.

RT memberitakan, direktur kebijakan nuklir NATO mengatakan, NATO berencana memperbarui program "berbagi nuklir" AS.

Dikabarkan, sebagian besar sekutunya di Eropa yang berencana membeli pesawat tempur F-35.

"Kami mempercepat proses modernisasi F-35 dan membawa pesawat tempur generasi kelima ini ke dalam latihan dan pelatihan bersama," Jessica Cox, direktur kebijakan nuklir NATO.

Ia mengatakan hal ini dalam diskusi online yang diselenggarakan oleh Center for International Deterrence.

"Pada akhir dekade, hampir semua Sekutu akan dilengkapi dengan F-35," Tambahnya.

"Berbagi nuklir" adalah sebuah konsep dalam kebijakan pencegahan nuklir NATO, yang melibatkan negara-negara anggota non-senjata nuklir untuk dapat menggunakan senjata nuklir blok itu.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam rencana "berbagi nuklir" diharuskan memiliki kebijakan bersama dengan NATO tentang senjata nuklir.

Terutama, untuk memiliki pesawat yang mampu membawa senjata nuklir di wilayah mereka, menurut Russia Today.

Beberapa waktu lalu, Jerman mengumumkan akan mengganti pesawat tempur seri Tornado dengan F-35.

Jerman berjanji untuk membeli hampir 40 lebih F-35 dari AS.

Jerman mengatakan, rencana "berbagi nuklir" adalah alasan keputusan ini.

Selain Jerman, Belgia, Belanda, Italia, dan Turki juga memiliki sekitar 150 senjata nuklir AS, terutama bom B-61.

Alasan munculnya bom B-61 di Eropa adalah karena rencana "berbagi nuklir" NATO.

Pada awal Februari, Finlandia, negara yang berniat bergabung dengan NATO, juga mengumumkan pembelian 60 F-35 dari AS.

Menurut Jessica Cox, sekutu NATO yang memiliki F-35 seperti Polandia, Denmark dan Norwegia mungkin diminta oleh blok militer ini untuk mendukung rencana "berbagi nuklir" di masa depan.

AS pertama kali menyebarkan bom nuklirnya di Eropa pada 1960.

Beberapa waktu lalu, Rusia meminta AS dan NATO untuk mengakhiri program tersebut.

Namun, hal ini tidak diterima.

F-35 awalnya diusulkan untuk dirancang sebagai pesawat tempur hemat biaya untuk Angkatan Udara AS.

Namun, pada kenyataannya, biaya pengembangan F-35 telah didorong hingga lebih dari 1,7 triliun dollar AS.

Bahkan,biaya pengembangan F-35 dianggap sebagai program senjata paling mahal dalam sejarah AS.

Baca Juga: Rusia Ancam Akan Serang Pasokan Inggris Jika Terus Kirim Senjata Ke Ukraina

Artikel Terkait