Berjumlah Hingga Ribuan Orang, Begini Nasib Tragis Selir-Selir Kaisar China Setelah Era Kerajaan Berakhir

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Selir Kaisar China.

Intisari-online.com - Selir atau gundik adalah istilah yang digunakan untuk wanita yang hidup bersama kaisar China sebagai pasangan seksual tanpa status resmi sebagai istri.

Selir-selir ini berharap bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kaisar, serta melahirkan anak laki-laki yang bisa menjadi pewaris tahta.

Namun, kehidupan selir-selir ini tidak selalu indah dan mewah seperti yang dibayangkan.

Banyak dari mereka yang harus menghadapi persaingan sengit, intrik politik, kekerasan, dan bahkan kematian tragis di tangan kaisar atau selir-selir lain.

Selain itu, nasib mereka juga sangat bergantung pada keberuntungan dan keadaan.

Ketika kaisar meninggal atau digulingkan, selir-selirnya bisa mengalami berbagai kemungkinan, mulai dari bunuh diri, dibunuh, dikurung, diusir, atau menikah lagi dengan orang lain.

Berikut adalah beberapa fakta menyedihkan tentang nasib selir-selir kaisar China setelah revolusi:

Pada tahun 1911, revolusi Xinhai berhasil menggulingkan dinasti Qing yang telah berkuasa selama lebih dari 250 tahun.

Kaisar terakhir Qing, Puyi , yang baru berusia enam tahun saat itu, terpaksa turun tahta dan tinggal di istana terlarang sebagai raja boneka.

Selir-selirnya yang berjumlah sekitar 3000 orang juga ikut tinggal bersamanya.

Namun, mereka tidak lagi mendapatkan perlakuan istimewa seperti sebelumnya.

Baca Juga: Rahasia Gelap di Balik Kecantikan Selir Kaisar China, Ada Ritual Darah dan Sihir yang Menggemparkan Dinasti

Mereka harus hidup dalam kemiskinan dan kelaparan, serta menghadapi pelecehan dan penghinaan dari para revolusioner dan tentara Jepang yang menduduki Beijing pada tahun 1937.

Banyak dari mereka yang meninggal karena penyakit atau bunuh diri karena putus asa.

Hanya sedikit yang berhasil melarikan diri atau menikah lagi dengan orang lain.

Pada tahun 1644, dinasti Ming yang telah berkuasa selama lebih dari 250 tahun runtuh akibat pemberontakan petani dan invasi pasukan Manchu dari utara.

Kaisar terakhir Ming, Chongzhen , bunuh diri dengan gantung diri di sebuah pohon setelah Beijing jatuh ke tangan musuh.

Sebelum itu, ia memerintahkan agar seluruh selirnya dibunuh agar tidak jatuh ke tangan Manchu.

Para kasim pun membantunya dengan menusuk atau mencekik selir-selirnya satu per satu di dalam istana.

Hanya sedikit yang berhasil lolos dari pembantaian tersebut.

Pada tahun 907, dinasti Tang yang telah berkuasa selama lebih dari 200 tahun berakhir akibat pemberontakan militer dan perpecahan wilayah.

Kaisar terakhir Tang, Ai , dipaksa turun tahta oleh salah satu panglimanya yang bernama Zhu Wen.

Zhu Wen kemudian mendirikan dinasti Liang Posterior dan menjadikan Ai sebagai raja boneka. Ia juga mengambil alih seluruh selir Ai dan menjadikannya sebagai miliknya sendiri.

Baca Juga: Kisah Tragis Selir Kaisar China, Demi Intrik Takhta Kadang Harus Dikambinghitamkan Hingga Jadi Korban Pembunuhan

Salah satu selir Ai yang paling terkenal adalah Yang Yuhuan , yang dikenal sebagai salah satu dari empat kecantikan kuno China.

Yang Yuhuan awalnya adalah istri salah satu putra Ai, tetapi kemudian dicintai oleh Ai dan dijadikan sebagai selir utamanya.

Namun, hubungan mereka menimbulkan kecemburuan dan kemarahan dari para pejabat dan panglima.

Pada tahun 756, ketika Ai sedang menghadapi pemberontakan An Lushan, ia terpaksa memerintahkan agar Yang Yuhuan dibunuh oleh para kasim agar pasukannya mau terus berjuang.

Setelah Ai turun tahta, Yang Yuhuan dikuburkan di sebuah makam yang tidak diketahui.

Zhu Wen kemudian menggali makamnya dan membawa jenazahnya ke istananya.

Ia mengklaim bahwa ia mencintai Yang Yuhuan dan ingin menjadikannya sebagai selirnya.

Namun, banyak yang percaya bahwa ia hanya ingin menghina Ai dan menunjukkan kekuasaannya.

Pada tahun 618, dinasti Sui yang telah berkuasa selama sekitar 40 tahun runtuh akibat pemberontakan petani dan kudeta militer.

Kaisar terakhir Sui, Yang , dibunuh oleh salah satu jenderalnya yang bernama Yuwen Huaji .

Yuwen Huaji kemudian mengambil alih seluruh selir Yang dan membawa mereka ke kamp militer.

Salah satu selir Yang yang paling terkenal adalah Xiao , yang dikenal sebagai salah satu dari empat kecantikan kuno China.

Xiao awalnya adalah istri salah satu putra Yang, tetapi kemudian dicintai oleh Yang dan dijadikan sebagai selir utamanya.

Xiao sangat berpengaruh dalam politik dan budaya pada masa Sui. Ia juga dikenal sebagai wanita yang cerdas dan berpendidikan.

Setelah Yang dibunuh, Xiao ditawarkan untuk menikah dengan Yuwen Huaji atau salah satu jenderalnya yang lain.

Namun, ia menolak dengan tegas dan memilih untuk bunuh diri dengan minum racun. Ia meninggal dengan tenang sambil membaca puisi.

Artikel Terkait