Penulis
Intisari-online.com - Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik resmi sejak kemerdekaan kedua negara.
Namun, ternyata ada beberapa kali kontak rahasia antara pemerintah kedua negara.
Salah satunya adalah pertemuan antara Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pada tahun 1993.
Pertemuan ini diungkap oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam sebuah wawancara dengan BBC pada tahun 2000.
Menurut Gus Dur, pertemuan itu berlangsung di kediaman pribadi Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, pada 15 Oktober 1993.
Gus Dur mengatakan bahwa ia sendiri yang mengatur pertemuan itu atas permintaan Rabin.
“Rabin ingin bertemu dengan Soeharto karena dia ingin membuka hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Indonesia,” kata Gus Dur.
“Saya menghubungi Soeharto dan dia setuju untuk menerima Rabin secara rahasia," katanya.
Gus Dur menambahkan bahwa pertemuan itu berlangsung selama sekitar satu jam dan membahas berbagai isu, termasuk proses perdamaian Timur Tengah dan nasib rakyat Palestina.
Gus Dur mengklaim bahwa Soeharto bersedia membuka hubungan dengan Israel asalkan Israel mengakui hak-hak Palestina.
“Rabin mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk mencapai kesepakatan damai dengan Palestina dan meminta dukungan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia,” kata Gus Dur.
“Soeharto mengatakan bahwa dia akan mendukung upaya perdamaian itu asalkan Israel menghormati hak-hak Palestina," katanya.
Namun, pertemuan rahasia itu tidak berbuah hasil karena Rabin dibunuh oleh seorang ekstremis Yahudi pada tahun 1995.
Proses perdamaian Timur Tengah pun terhenti dan hubungan Indonesia-Israel tetap tidak ada hingga kini.
Pertemuan rahasia Soeharto-Rabin bukanlah satu-satunya kontak antara Indonesia-Israel.
Pada tahun 1980-an, Indonesia pernah membeli pesawat tempur Skyhawk dari Israel secara diam-diam melalui operasi intelijen yang disebut Operasi Alpha.
Operasi ini melibatkan pelatihan pilot-pilot Indonesia di Israel oleh instruktur-instruktur Israel.
Operasi ini menjadi latar belakang dari pertemuan rahasia antara Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pada tahun 1993, yang diungkap oleh Gus Dur sebagai upaya untuk membuka hubungan diplomatik dan perdagangan.
Bagaimana kisah di balik operasi rahasia ini dan apa dampaknya terhadap hubungan kedua negara?
Operasi Alpha: Pembelian Pesawat Tempur dari Israel
Pada akhir tahun 1970-an, Indonesia membutuhkan pesawat tempur baru untuk menggantikan pesawat-pesawat lama yang sudah usang.
Salah satu pesawat yang diminati oleh Indonesia adalah A-4 Skyhawk, sebuah pesawat tempur ringan yang diproduksi oleh Amerika Serikat.
Namun, untuk mendapatkan pesawat itu, Indonesia harus membelinya dari Israel, bukan dari AS.
Pasalnya, pesawat Skyhawk yang dimaksud adalah bekas milik Angkatan Udara Israel yang sudah tidak digunakan lagi karena digantikan oleh pesawat-pesawat generasi baru.
Israel sendiri ingin menjual pesawat-pesawat bekasnya itu kepada negara-negara lain untuk mendapatkan dana tambahan.
Namun, tidak banyak negara yang mau membeli pesawat dari Israel karena alasan politik atau teknis.
Namun, untuk mendapatkan pesawat itu, Indonesia harus membelinya dari Israel, bukan dari AS.
Pasalnya, pesawat Skyhawk yang dimaksud adalah bekas milik Angkatan Udara Israel yang sudah tidak digunakan lagi karena digantikan oleh pesawat-pesawat generasi baru.
Israel sendiri ingin menjual pesawat-pesawat bekasnya itu kepada negara-negara lain untuk mendapatkan dana tambahan.
Namun, tidak banyak negara yang mau membeli pesawat dari Israel karena alasan politik atau teknis.
Indonesia pun tertarik untuk membeli pesawat Skyhawk dari Israel, tetapi harus melakukannya secara diam-diam karena tidak ingin menimbulkan kontroversi di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Indonesia juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan selalu mendukung perjuangan Palestina.