Find Us On Social Media :

Inilah Pasar Laweyan, Saksi Bisu Kebesaran Kerajaan Pajang Yang Berumur Pendek Itu

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 28 Maret 2023 | 07:17 WIB

Pasar Laweyan, sekarang lebih dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan, menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Pajang.

Pasar Laweyan, sekarang lebih dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan, menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Pajang.

Intisari-Online.com - Kesultanan Pajang usianya memang tak sepanjang Kesultanan Demak lebih-lebih Kesultanan Mataram Islam.

Meski begitu, bukan berarti Kesultanan Pajang tidak punya jejak sejarah yang patut dibanggakan.

Salah satu peninggalan sejarah yang menjadi saksi kebesaran Pajang adalah Pasar Laweyan--sekarang jadi Kampung Batik Laweyan.

Kesultanan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya, yang juga sekaligus raja terbesar Pajang, pada abad ke-16.

Pajang mengalami masa kejayaan di bawah Sultan Hadiwijaya, yang berhasil menundukkan para raja penting di Jawa Timur dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.

Salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Pajang yang masih bisa dilihat hingga kini adalah Pasar Laweyan.

Pasar Laweyan adalah pasar yang menjadi pusat kegiatan perdagangan pada zaman Kerajaan Pajang.

Pasar Laweyan, yang sekarang bertransformasi menjadi Kampung Batik Laweyan, terkenal sebagai sentra batik di Kota Solo.

Sejak zaman Kerajaan Pajang, daerah ini sudah menjadi pusat pengembangan seni batik, yang dipelopori oleh Kyai Ageng Henis.

Kyai Ageng Henis berhasil mengembangkan seni batik dengan motif-motif khas seperti Truntum dan Tirto Tejo.

Motif Truntum melambangkan cinta kasih dan kesetiaan antara suami istri, sedangkan motif Tirto Tejo melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Hingga saat ini, Laweyan masih eksis sebagai sentra utama perdagangan batik di Kota Solo.

Di kampung ini terdapat ratusan pengrajin batik yang masih mempertahankan tradisi pembuatan batik secara manual maupun modern.

Di sini, pengunjung bisa membeli berbagai jenis dan motif batik dengan harga terjangkau.

Selain itu, pengunjung juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan batiknya, mulai dari menggambar pola, menempelkan malam, mewarnai kain, hingga mencelupkan kain ke dalam larutan soda api untuk menghilangkan malam.

Pengunjung juga bisa belajar membuat batik sendiri dengan bantuan para pengrajin.

Selain Pasar Laweyan ada juga Masjid Laweyan yang dibangun oleh Jaka Tingkir pada tahun 1546 dan menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa.

Masjid ini memiliki arsitektur yang unik, yaitu gabungan antara tradisi Jawa, Eropa, Cina dan Islam.

Masjid ini juga memiliki makam-makam para kerabat kesultanan, salah satunya makam Kyai Ageng Henis.

Saat ini, Kampung Laweyan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang menarik untuk dikunjungi di Kota Solo.

Di sini, pengunjung bisa merasakan suasana zaman Kerajaan Pajang yang masih terjaga hingga kini.

Pengunjung juga bisa belajar tentang sejarah dan perkembangan seni batik Laweyan yang memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi.

Kampung Batik Laweyan juga menawarkan berbagai macam produk batik dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin.

Tertarik berkunjung ke Pasar Laweyan, eh, Kampung Batik Laweyan?