Penulis
Suar.ID -Negaranya Porak Poranda, Ukraina Ternyata Hampir Borong Iron Dome, Gagal Karena Israel Takut Rusia Lakukan Ini.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan operasi militer Rusia di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Rusia melancarkan invasi besar-besaran di Ukraina lewat darat, udara, dan laut.
Sementara, Ukraina jauh-jauh hari nyaris memasang iron dome mirip Israel.
Namun, hal ini gagal, karena negara zionis itu menolaknya.
Kekhawatiran Barat tentang kemungkinan meletusnya perang besar kini menjadi kenyataan.
Dalam pidatonya, yang disiarkan di televisi nasional Rusia, Putin mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang.
Menghadapi serangan Rusia, militer Ukraina memiliki kepemimpinan yang baik serta semangat dan motivasi yang tinggi.
Namun, sebagian besar baju besi dan peralatan mereka relatif tua.
Memang,pabrik telah mengeluarkan versi modern dari model lama seperti tank T72.
Namun, ini memberikan sedikit perlawanan yang efektif terhadap tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang jauh lebih modern.
Lebih lanjut, tentara Ukraina rentan terhadap artileri Rusia, yang secara tradisional merupakan senjata paling tangguh Tentara Merah.
Selain itu, ada ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat serang Rusia.
Mereka mungkin lemah pada tank modern dan persenjataan canggih.
Namun, mereka mungkin memiliki keunggulan dalam hal moral dan konseptual.
Jika terjadi kekalahan di lapangan, para pemain bertahan Ukraina bisa saja melakukan pemberontakan bersenjata lengkap, bermotivasi tinggi, dan berlarut-larut, mungkin didukung oleh Barat.
Namun sebelum Putin, tepatnya saat Rusia baru mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, negara pimpiman Volodymyr Zelensky telah mencari jalan keluar.
Ukraina ingin menggunakan sistem pertahanan Iron Dome dari Israel untuk menghadapi kemungkinan serangan Rusia.
Namun, Israel menolak penjualan rudal Iron Dome ke Ukraina.
Hal ini diungkapkan oleh jurnalis dan penulis terkenal Israel, Nadav Eyal.
Dalam kolom yang ditulis untuk harian Israel, Yedioth Ahronoth, Eyal mengatakan, penolakan terjadi untuk menghindari keterlibatan Israel dalam krisis Rusia-Ukraina.
Tel Aviv tidak mau ikut terlibat dalam konflik.
Pasalnya, Moskow juga menempatkan pasukannya di Suriah, seiring konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.
Sementara, Rusia memihak pada Suriah.
Mereka menekan Israel untuk menghentikan serangan.
"Penjualan teknologi kepada pihak ketiga tidak memungkinkan tanpa persetujuan bersama," ujar Eyal.