Sejarah Dakwah Islam Masa Wali Songo Hingga Pentingnya Peran Mereka

Mentari DP

Penulis

Sejarah dakwah Islam masa Wali Songo.

Intisari-Online.com - Bagimasyarakat muslim Indonesia, Wali Songomemiliki makna khusus.

Sebab mereka berperan penting dalam upaya dakwah dan perkembangan peradaban Islam pada abad ke-15 dan abad ke-16 Masehi.

Dalam buku Sekitar Wali Songo yang dituliskan oleh Solichin Salam, Wali Songo berasal dari Wali dan Songo.

Kata 'wali' berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan dari kata waliyullah. Ini artinya adalah ‘orang yang mencintai dan dicintai Allah Swt'.

Dan kata 'songo' merupakan bahasa Jawa yang berarti ‘sembilan’.

Sehingga kita mengenal ada 9 Wali Songo, yaitu:

1. Sunan Gresik

2. Sunan Ampel

3. Sunan Bonang

4. Sunan Drajat

5. Sunan Kalijaga

Baca Juga: Metode Dakwah yang Dilakukan Sunan Giri, Salah Satunya Lewat Permainan

6. Sunan Kudus

7. Sunan Muria

8. Sunan Gunung Jati

9. Sunan Giri

Adapun gelar Sunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun.

Di mana dalam bahasa Jawa Kunoartinya menghormati, menjunjung tinggi, lazimnya digunakan untuk menyebut guru suci.

Sembilan wali tersebut bertugas mendakwahkan Islam di daerah-daerah yang belum memeluk Islam di Pulau Jawa.

Sampaisetelah wafatnya pun, makam para Wali Songo masih dijadikan pusat ziarah oleh masyarakat.

Bahkan bagi sebagian masyarakat, makam Wali Songo lebih dikesankan sebagai tempat untuk mencari berkah dan keselamatan spiritual yang bersifat mistis.

Beberapa alasan yang membuatWali Songo menjadi tokoh yang sangat penting di kalangan masyarakat muslim Jawa karenaajaran yang mereka bawa merupakan ajaran yang unik.

Selain itu, karena sosoknya yang menjadi teladan dan ramah kepada siapa pun.

Baca Juga: Alasan Wali Songo Pakai Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj dalam Berdakwah

Inilah yang mempermudah menyebarkan ajaran Islam di wilayah Nusantara.

Adapun wilayah penyebaran Islam yang dilakukan oleh Wali Songo meliputi wilayah Jawa Barat hingga ke Jawa Timur.

Mulai dari Cirebon, Demak, Kudus, Muria, Surabaya, Tuban, Gresik, Lamongan.

Proses Islamisasi Jawa pun berjalan damai, jarang terjadi penolakan. Meskipun kadang-kadang terjadi pertentangan kecil yang tidak bisa dikatakan sebagai penolakan atau pemaksaan.

Masyarakat di Jawa memeluk Islam, melakukan hijrah dengan suka rela, karena Wali Songo menerapkan dakwah dengan kelembutan dan kedamaian.

Metode yang dipergunakan untuk penyebaran agama Islam di Jawa, dilakukan oleh para wali dengan memanfaatkan budaya lokal yang berkembang saat itu.

Seperti halnya wayang, tembang-tembang atau syair Jawa, gamelan atau alat musik Jawa serta upacara-upacara adat yang dipadukan dengan unsurunsur ajaran Islam.

Para wali memasukkan nilai-nilai dan ajaran agama ke dalam berbagai unsur budaya tersebut.

Sehingga dari yang sebelumnya masih bernuansa ajaran Hindu-Budha, maka terjadilah asimilasi dan akulturasi budaya dengan ajaran Islam yang menghasilkan harmonisasi dan keserasian.

Seperti itulah sejarah dakwah Islam masa Wali Songo.

Baca Juga: Mengapa Para Wali Songo dalam Berdakwah Menggunakan Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj?

Artikel Terkait