Penulis
Intisari-Online.com - Pernah mendengar ada seseorang yang mengungkapkan bagaimana firasat mereka setelah ditinggalkan orang terdekat untuk selama-lamanya?
Mungkin Anda juga pernah merasa seseorang begitu mendadak meninggal dunia. Tetapi kemudian setelah mengingat ke belakang, ternyata ada berbagai hal yang menurut Anda tak biasa.
Lalu, Anda menyadari bahwa mungkin itulah firasat yang muncul sebelum kepergian mereka.
Primbon Jawa pun mengungkap tentang hal tersebut, bagaimana firasat orang akan meninggal menurut Primbon Jawa?
Primbon Jawa sendiri merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Primbon jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, meramal watak manusia, dan yang lainnya.
Berbagai catatan dalam Primbon Jawa merupakan hasil pengamatan para leluhur mengenai kejadian sejenis atau berpola sama.
Catatan-catatan yang memuat pengetahuan penting itu lalu dikumpulkan menjadi sebuah buku primbon yang menjadi sumber rujukan orang-orang dari Suku Jawa sejak zaman dahulu.
Dengan buku atau kitab itu, masyarakat Jawa akan memprediksi arti suatu kejadian yang terjadi sekarang.
Dalam istilah yang lebih umum, Primbon Jawa juga dapat digantikan dengan istilah 'ilmu titen'.
Berikut ini firasat orang akan meninggal menurut Primbon Jawa:
Baca Juga: Intip Berbagai Arti Firasat Bersin Menurut Jam Menurut Primbon Jawa Berikut Ini
1. Perubahan Sinar Mata
Salah satu yang dapat menjadi firasat orang akan meninggal menurut Primbon Jawa adalah perubahan sinar matanya.
Menurut pada Primbon Jawa, sinar mata seseorang yang sudah pudar menujukkan bahwa usia orang tersebut kurang sebulan saja.
Sedangkan sinar mata seseorang yang sudah condong menandakan bahwa usia orang tersebut tidak lebih dari seminggu.
2. Perubahan perilaku dalam bersikap
Terjadinya perubahan perilaku seseorang juga dapat diartikan sebagai firasat orang akan meninggal menurut Primbon Jawa.
Jika seseorang mengalami hal ini, dipercaya bahwa usia orang tersebut tidak lebih dari enam bulan berdasarkan Primbon Jawa.
Sementara itu, berbeda apabila seseorang tiba-tiba bersikap seperti anak kecil.
Berdasarkan Primbon Jawa, sikap seperti itu menujukkan bahwa usia seseorang kurang dari empat bulan.
3. Perbedaan dalam Bergerak
Selain perilaku, gerak tubuh mereka juga dapat menjadi pertanda.
Baca Juga: Berbagai Peristiwa Ini Jadi Tonggak Sejarah Keberhasilan Bangsa Indonesia Menyatukan Perbedaan
Menurut kitab Primbon Jawa, jika seseorang memiliki gerakan yang berbeda dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, maka usia orang tersebut tidak lebiih dari dua tahun lagi.
Lain halnya jika seseorang melakukan seluruh gerakan baru dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Kondisi tersebut menujukkan bahwa usia seseorang kurang dari setahun sebelum meninggal.
4. Perubahan bentuk tubuh
Firasat lainnya bisa terlihat dari bentuk tubuh seseorang.
Menurut Primbon Jawa, perubahan bentuk tubuh juga dipercaya dapat menjadi pertanda atau firasat seseorang akan meninggal dunia.
Perubahan bentuk tubuh menjadi hal yang paling dipercaya oleh masyarakat Indonesia terhadap kematian seseorang.
Banyak yang percaya bahwa wajah memucat, telingan turun, dan hidung kempis adalah tanda bahwa seseorang akan meninggal.
Terlebih jika seluruh badan seseorang terasa sangat dingin, masyarakat Indonesia percaya bahwa usia seseorang tidak akan lama lagi.
Baca Juga: Strategi Sunan Bonang dalam Menyebarkan Islam di Tuban
5. Seluruh keinginan tiba-tiba terwujud
Menurut Primbon Jawa, hal ini juga dapat menjadi firasat atau tanda seseorang akan meninggal.
Ketika seluruh keinginannya tiba-tiba terkabul, firasat ini dapat dirasakan baik orang itu sendiri maupun orang-orang di sekitar.
Tidak ada lagi keinginan yang terlewat dan orang tersebut pun akan merasa bahwa setiap hal yang diharapakannya sudah terkabul.
Itulah sejumlah firasat orang akan meninggal menurut Primbon Jawa, apakah ada yang pernah Anda rasakan?
Berbagai tanda atau firasat tersebut merupakan prediksi yang bersumber dari pengamatan leluhur masyarakat Jawa, sehingga Anda pun dapat mempercayainya maupun tidak.
Selain itu, Anda juga dapat menganggap hal ini sebagai tambahan pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur.
Hidup dan mati seseorang berada di tangan Tuhan, tentunya tidak ada manusia yang tahu secara pasti kapan seseorang akan menemui ajalnya.
Baca Juga: Persamaan Pemikiran Muhammad Abdul dengan Rasyid Rida
(*)