Penulis
Intisari-online.com - Bencana alam dasyat terjadi di Turki belakangan ini.
Konon gempa tersebut memiliki kekuatan setara dengan ledakan 32 bom atom, benarkah demikian?
Mengutip New York Times, gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki pada Senin (6/2/23) sebanding dengan sekitar 32 bom atom.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah bekerja sepanjang malam dalam suhu yang dingin hampir membekukan.
Untuk mencari korban yang selamat dari gempa kuat pada 6 Februari dan gempa susulannya meruntuhkan ribuan bangunan, menewaskan lebih dari 4.300 orang.
Daerah yang dilanda gempa di Turki sudah dilanda perang, krisis pengungsi dan kesulitan ekonomi.
Gempa berkekuatan 7,8 terjadi sekitar pukul 4 pagi pada 6 Februari, US Geological Survey (USGS).
Ini dikatakan sebagai bencana paling mematikan yang melanda negara itu dalam lebih dari 20 tahun.
Dalam sebuah laporan yang dirilis sekitar 30 menit setelah gempa.
Para ahli di USGS mengatakan ada kemungkinan 34% dari 100 hingga 1.000 kematian.
Bahkan, 31% kemungkinan dari 1.000 hingga 10.000 kematian.
Baca Juga: PantasTurki Porak-poranda, Ternyata Negara Ini Jadi Pertemuan 3 Lempeng Mematikan, Seberapa Bahaya?
"Kerusakan skala luas mungkin terjadi dan bencana kemungkinan besar akan meluas," kata laporan itu.
USGS juga memperkirakan kerugian ekonomi hingga 1% dari produk domestik bruto (PDB) Turki.
Januka Attanayake, seorang seismolog di University of Melbourne (Australia), mengatakan.
Energi yang dikeluarkan oleh gempa itu setara dengan sekitar 32 petajoule.
Energi ini cukup untuk menggerakkan Kota New York selama lebih dari empat hari.
Sementara itu, seismolog USGS Susan Hough mencontohkan, meski bukan gempa terkuat di dunia, namun gempa di Turki sangat berbahaya.
Renato Solidum, direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, juga mengatakan demikian.
Gempa bumi lebih dari 7 skala Richter digambarkan oleh para ilmuwan sebagai energi yang setara dengan sekitar 32 bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945.
Padahal ledakan bom atom di Hiroshima sampai membunuh 200.000 rakyat sipil Jepang.
Pemboman tersebut, menjadi pertama dan terakhir peperangan menggunakan senjata nuklir
Ini tampaknya merupakan salah satu dari serangkaian gempa bumi kuat, kata Attanayake.
Baca Juga: Lebih dari 4.300 Tewas Akibat Gempa, Ini Alasan Banyak Bangunan Runtuh di Turki
Sebuah garis patahan sepanjang 1.500 km yang memisahkan lempeng tektonik Eurasia di utara dari lempeng tektonik Anatolia di Selatan.
Garis patahan itu telah menghasilkan banyak gempa berkekuatan 6,7 derajat atau lebih sejak 1939.