Penulis
Intisari-online.com - Insiden jatuhnya pesawat MH370 masih menyisakan misteri hingga kini.
Pasalnya, jejak keberadaan pesawat ini tidak ditemukan hingga kini.
Namun, sebuah puing-puing pesawat yang diyakini milik MH370 ditemukan di Madagaskar.
Pesawat MH370 diyakini terbang dari Malaysia menuju Beijing, pada 8 Maret 2014 silam.
Pesawat itu mengangkut sekitar 239 orang di dalamnya.
Hilangnya pesawat menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.
Jejaknya pun tak terungkap hingga kini namun penemuan sisa pesawat yang ditemukan di Madagaskar ini diyakini milik MH370.
Kerusakan pada pintu roda pendaratan dari jet Malaysia Airlines, ditemukan seorang nelayan di Madagaskar bulan lalu.
Itu adalah bukti fisik pertama yang menunjukkan bahwa salah satu pilot sengaja menjatuhkan pesawat tersebut.
Namun, nelayan itu tidak menyadari betapa pentingnya potongan rongsokan itu.
Istrinya telah menggunakannya sebagai papan cuci sejak dia menemukannya di pantai pada 2017.
Sejak tiga tahun setelah MH370 menghilang.
Penemuan itu terungkap dalam laporan baru minggu ini oleh insinyur Inggris Richard Godfrey dan pemburu rongsokan MH370 Amerika Blaine Gibson.
Puing-puing roda yang dikenal sebagai pintu trunnion, kemungkinan rusak dari dalam akibat benturan.
Kemungkinam roda pesawat turun saat pesawat menabrak samudera Hindia.
Selama pendaratan darurat di atas air, pilot dilatih untuk menarik kembali roda pendaratan pesawat.
Lalu, menurunkan tutupnya untuk memastikan pendaratan yang terkendali dan berkecepatan rendah.
Namun sayap pada MH370 diyakini tidak ditarik untuk memperlambat kecepatan pesawat dan memperpanjang peralatan pendaratan.
Hal ini menyebabkan runtuhnya badan pesawat begitu pesawat menghantam laut dengan kecepatan tinggi.
Menaruh roda pendaratan juga akan meningkatkan kemungkinan sebuah pesawat tenggelam dengan cepat, mengurangi waktu evakuasi.
Menurut Godfrey dan Gibson, pesawat tersebut sengaja dijatuhkan oleh salah satu pilotnya.
Tuduhan itu berdasarkan buktikerusakan terjadi dari sisi interior ke sisi eksterior.
Ini mengarah pada kesimpulan bahwa roda pendaratan sangat diperpanjang saat terjadi benturan.
Sehingga pada gilirannya mendukung kesimpulan bahwa ada pilot yang aktif hingga akhir penerbangan, kata laporan tersebut.